"Mama sangat setuju, walau sangat berat melepas kalian berdua. Semoga kalian baik-baik saja di sana. Mama akan bekerjasama secepatnya dengan Rev. James untuk membongkar kasus pemalsuan pernikahan Rose sahabatku itu. Walau pernikahan kalian tak resmi secara sipil, Rose tak boleh berbuat demikian."
"Biarlah, Ma. Tenang saja, Rosemary boleh memilikiku seperti yang ia inginkan. Hanya sebatas pendamping saja, meski tanpa kuasa apa-apa, tak ada yang kusesalkan. My real wife is Maharani, my last love..."
"Walau sebentar, kalian berdua butuh sejenak saja bersama. Berganti busana dan beristirahatlah sejenak di kamar lamamu, My Son. Aku sudah membersihkan dan menatanya sedari siang. Mungkin tak semewah mansion Delucas, Rani, kuharap kau memakluminya."
"Yes, Ma'am. Terima kasih. Tak apa-apa. Semua ini sudah sangat cukup bagiku!"
"Kau juga boleh memanggilku Mama, seperti Orion selalu lakukan. Now you're my daughter-in-law! Aku mencintaimu juga seperti seorang ibu yang kau tak pernah kau miliki! Just be a part of us!"
Kata-kata hangat dari Mag itu membuat Rani terharu. "Thank you very much, Mama! You're so sweet!"Â
"Sekarang, izinkan kami sejenak saja undur diri dari hadapanmu, Ma!" Tetiba Orion mengangkat Rani dan menggendongnya dalam rangkulan, "Kami naik dulu dan memanfaatkan satu-dua jam tersisa ini sebelum kembali!"
"Uh, Orion!" Wajah Rani merona sejadi-jadinya. Tapi ia tak melawan. Dikalungkannya lengan melingkari bahu mempelai prianya. Meski merasa segan kepada ibu mertua barunya, Rani sangat gembira dan berdebar-debar.
"Silakan, Young Ones!" Mag turut gembira dengan kebahagiaan putranya, "Mama takkan mengganggu! Have fun!"
Orion segera menggendong Rani melalui tangga spiral besar menuju lantai atas. Rasanya sudah tak sabar lagi.
"Orion, tidakkah tubuhku terlalu berat bagimu?" Rani berbisik cemas, "Aku tidak berdiet!"