"Apakah Anda, Maharani Cempaka, bersedia menerima Orion Brighton sebagai suami Anda hingga maut memisahkan?"
"Aku bersedia."
Kini, Rani dan Orion akan selalu bersama dalam suka dan duka, tak ada yang dapat memisahkan kecuali oleh maut.
"Orion Brighton dan Maharani Cempaka. Dengan kuasa dan kehendak Tuhan, mulai saat ini kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Orion, now you may kiss the bride!"
Pemuda tampan itu tersenyum. Disingkapkannya cadar pengantin Maharani dan ditariknya mendekat gadis Evernesia yang kini sudah menjadi bagian hidupnya itu. Tanpa ragu-ragu, di hadapan ibunda dan sang pendeta yang baru menikahkan mereka, Orion mencium mesra bibir Rani. Lembut dan ringan, momen yang takkan pernah terlupakan.
Astaga. Oh my God! So unbelievable, I'm now Orion's wife! Ini pasti tak nyata! Rani seperti terjaga dari mimpi indah, lalu kembali terjatuh dalam kelanjutannya!
Sayang, kecupan itu tak bisa lama-lama mereka lakukan. Malu-malu senang, kedua pengantin segera menjauh dengan wajah tersipu-sipu.
"Welcome to the Brighton Family!" sambut Lady Magdalene, terharu dan penuh antusias, "Kini anakku Orion sudah menemukan cinta sejatinya. Rani, kau juga sudah menjadi anakku lewat pernikahan ini! Aku turut berbahagia."
"Thank you, Mama! Thanks for always supporting me!" Dengan hangat dan mesra Orion memeluk ibunya.
"Congratulations to both of you! Walau tak diketahui siapa-siapa, sekarang kalian sudah sah. Well, sebaiknya saya segera pulang. Jalan-jalan Chestertown mulai ditutup, lockdown sudah dimulai. Kita tak tahu apakah besok keadaan dunia akan membaik atau malah..." Rev. James menggantungkan kalimatnya.
Orion dan Mag mengerti, tugas mulia pendeta itu untuk sementara sudah selesai. "Terima kasih, Rev. James! Berhati-hatilah!"