Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 36)

22 Februari 2023   09:23 Diperbarui: 22 Februari 2023   09:50 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orion, syukurlah. Semoga ibumu baik-baik saja... Walau merasa lega, Rani juga merasa ingin sekali bertanya banyak hal kepada Orion, namun tampaknya ia harus menunda.

Lady Rose menjauh dari semua orang dan segera berbicara kepada ibu Orion. Pemuda itu tampak sedikit lelah setelah perjalanan kembali. Rani sudah hendak mengajaknya ke dapur untuk makan siang, namun Lady Rose sudah kembali.

"Well, baiklah, semoga sahabatku itu segera sehat kembali. Orion, beristirahatlah, setelah kau siap, mari ikut latihan di sini!"

"Baiklah. Kurasa aku perlu minum, aku merasa haus, see you all soon." Orion berlalu ke pantry.

Pemuda itu baru hendak menyeduh secangkir kopi hangat di pantry saat Rani muncul di ambang pintu.

"Hai, Rani!" Orion selalu memberikan senyum termanis, "I miss you! Mari duduk, kubuatkan kau secangkir kopi! Mungkin tak sesedap kopi-kopi dari negerimu Evernesia, tapi lumayan. I don't really into cold coffee. Kuharap kau suka."

"Uh, yes, thanks, and of course, I miss you too." aku Rani malu-malu sekaligus lega karena Orion kembali dan 'baik-baik saja', "Lain kali kuseduhkan kopiku dari Djava, Balee atau Toratu, aromanya juga sedap sekali. Aku membawa beberapa bungkus di tas, di paviliun."

Tak lama, keduanya sudah duduk berhadap-hadapan. Rani merasa jengah berduaan begini, rasanya seperti remaja yang baru jadian, takut dipergoki orang tua! Sesekali dipandangnya pintu pantry, khawatir jika Leon atau malah Rose menyerbu masuk!

"Rani, ada apa, are you okay?" Orion mengerling mesra.

"Yes, just worried about you. Tadi kau pergi ke mana, Tuan... eh, Orion?"

Pemuda tampan itu berdiri dan malah duduk di kursi sebelah Rani, membuat si gadis bertambah gugup!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun