Orion, syukurlah. Semoga ibumu baik-baik saja... Walau merasa lega, Rani juga merasa ingin sekali bertanya banyak hal kepada Orion, namun tampaknya ia harus menunda.
Lady Rose menjauh dari semua orang dan segera berbicara kepada ibu Orion. Pemuda itu tampak sedikit lelah setelah perjalanan kembali. Rani sudah hendak mengajaknya ke dapur untuk makan siang, namun Lady Rose sudah kembali.
"Well, baiklah, semoga sahabatku itu segera sehat kembali. Orion, beristirahatlah, setelah kau siap, mari ikut latihan di sini!"
"Baiklah. Kurasa aku perlu minum, aku merasa haus, see you all soon." Orion berlalu ke pantry.
Pemuda itu baru hendak menyeduh secangkir kopi hangat di pantry saat Rani muncul di ambang pintu.
"Hai, Rani!" Orion selalu memberikan senyum termanis, "I miss you! Mari duduk, kubuatkan kau secangkir kopi! Mungkin tak sesedap kopi-kopi dari negerimu Evernesia, tapi lumayan. I don't really into cold coffee. Kuharap kau suka."
"Uh, yes, thanks, and of course, I miss you too." aku Rani malu-malu sekaligus lega karena Orion kembali dan 'baik-baik saja', "Lain kali kuseduhkan kopiku dari Djava, Balee atau Toratu, aromanya juga sedap sekali. Aku membawa beberapa bungkus di tas, di paviliun."
Tak lama, keduanya sudah duduk berhadap-hadapan. Rani merasa jengah berduaan begini, rasanya seperti remaja yang baru jadian, takut dipergoki orang tua! Sesekali dipandangnya pintu pantry, khawatir jika Leon atau malah Rose menyerbu masuk!
"Rani, ada apa, are you okay?" Orion mengerling mesra.
"Yes, just worried about you. Tadi kau pergi ke mana, Tuan... eh, Orion?"
Pemuda tampan itu berdiri dan malah duduk di kursi sebelah Rani, membuat si gadis bertambah gugup!