Maharani terburu-buru pergi dari main mansion. Ia tak ingin melihat lagi semua yang semalam secara tak sengaja ia saksikan dari balik pintu kamar utama yang tak terkunci. Antara segan, malu dan cemburu. Sudah cukup, dan ia merasa harus segera pergi sebelum percik api itu berubah jadi lebih besar, panas menghanguskan. Sebagai sesama wanita, ia tak pernah suka pada kisah fiksi maupun nyata mengenai perselingkuhan, hubungan tak berstatus maupun seorang suami yang menduakan istri demi apapun. Tak terkecuali Orion, apa pun alasannya, itu hal yang tak dapat ditoleransi maupun dibiarkan!
Orion ternyata tak benar-benar pergi ke kamar mandi seperti yang tadi ia katakan. Pemuda itu telah menunggu di jalan keluar main mansion.
"Rani, please, wait a minute!"
Gadis itu berbalik, terkejut. "Oh, Orion. Apa yang kau lakukan di luar sini? Your wife is still waiting inside for you."
"Aku tak ingin bersama Lady Rosemary. Sejujurnya, aku tak pernah akan bisa mencintainya! Rani, maukah kau menolongku?"
"How can I help you? I'm still a newcomer here." Rani masih mencoba untuk menghindar, takut akan ada seseorang yang memergoki atau sedang mengintai mereka.
"Aku ingin sekali bisa lepas darinya, jika mungkin, aku ingin sekali agar bisa diusir dari kediaman Delucas ini!"
"Bagaimana mungkin?" Rani tercekat, tak mampu berkomentar dengan semua yang baru ia dengar.
Orion mendekat, hingga tubuh mereka nyaris bersentuhan. Rani ingin mundur sedikit, namun ia tak bisa! Pemuda itu erat memeluk pinggulnya, dan berkata,
"Kedengarannya ini hal gila, tapi maukah kau menjadi pacar gelapku?"
(Bersambung)