Ageing population atau penuaan penduduk menurut (Mezey and Fulmer, 2002)adalah fenomena yang terjadi ketika umur median penduduk dari suatu wilayah atau negara mengalami peningkatan yang disebabkan oleh bertambahnya tingkat harapan hidup atau menurunnya tingkat fertilitas. Meningkatnya tingkat harapan hidup dan menurunnya tingkat fertilitas ini merupakan suatu keberhasilan bersama dari beberapa aspek, seperti penurunan tingkat kematian bayi, perbaikan akses terhadap pendidikan, bertambahnya lowongan pekerjaan, peningkatan kesetaraan gender, gencarnya program kesehatan produksi, dan terlebih lagi semakin terjangkaunya fasilitas kesehatan untuk sebanyak mungkin masyarakat.
B. Kualitas HidupÂ
Konsep kualitas hidup pertama kali dijelaskan dalam budaya China yang memberi definisi pertama tentang kualitas hidup umumnya dikaitkan dengan nilai atau nilai tertinggi dari hidup, gambaran esensial dari suatu kehidupan, qualitas hidup sering kali dihubungkan dengan kesejahteraan. Istilah kualitas hidup dalam konteks definisi tentang sehat, yaitu suatu kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial individu terbebas dari berbagai kelemahan dan penyakit. Secara umum, kualitas hidup adalah perasaan dan pernyataan rasa puas seorang individu akan kehidupan secara menyeluruh dan secara status mental orang lain di sekitarnya harus mengakui bahwa individu tersebut hidup dalam menjalani kehidupannya dalam kondisi yang nyaman, jauh dari ancaman, dan secara adekuat memenuhi kebutuhan dasarnya  ( Afiyanti, 2010).
Kualitas hidup adalah sejauh mana seseorang dapat merasakan dan menikmati terjadinya segala peristiwa penting dalam kehidupannya sehingga kehidupannya menjadi sejahtera. Jika seseorang dapat mencapai kualitas hidup yang tinggi, maka kehidupan individu tersebut mengarah pada keadaan sejahtera (wellbeing), sebaliknya jika seseorang mencapai kualitas hidup yang rendah, maka kehidupan individu tersebut mengarah pada keadaan tidak sejahtera (ill-being) (Brown, 2013). Kesejahteraan juga  menjadi salah satu parameter tingginya kualitas hidup lanjut usia sehingga mereka dapat menikmati kehidupan masa tuanya.
Menurut (Budiono and Rivai, 2021) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Hidup  lansia adalah faktor predisposisi usia dan tingkat pendidikan, faktor pendukung pendapatan dan ADL, dan faktor kebutuhan. Kemudia usia yang lebih rendah, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih tinggi, kinerja kehidupan sehari-hari yang lebih baik, dan status kesehatan yang dilaporkan sendiri lebih baik terkait dengan Kualitas hidup yang lebih tinggi. Faktor kebutuhan memiliki pengaruh terbesar terhadap Kualitas hidup, dan pengaruh perilaku kesehatan paling rendah. Hasil ini mendukung kecukupan model Andersen untuk menjelaskan Kualitas hidup lansia. Selain itu, temuan hubungan antara karakteristik lansia dengan Kualitas Hidupnya dapat digunakan sebagai data dasar untuk menyusun kebijakan kesehatan dan kesejahteraan guna meningkatkan kualitas hidup lansia. Pengaruh jumlah penyakit kronis perlu ditindak lanjuti karena sulit untuk mengamati pengaruhnya terhadap kualitas Hidup pada lansia(Darubekti and Hanum, 2019).
C. Aspek yang dapat mempengaruhi kondisi lansia mencapai Successful Aging
Menutut Hasil tinjauan membahas aspek yang dapat mempengaruhi kondisi lansia mencapi Successful Aging yaituÂ
1. Quality of life / kualitas hidup pada lansia
Quality of Life adalah suatu persepsi seorang individu terhadap kehidupannya dalam konteks budaya dan nilai individu dalam lingkungannya berhubungan dengan tujuan, harapan dan standar kehidupannya. Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang dipengaruhi oleh faktor fisik, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu terhadap lingkungannya.
 Kualitas hidup lansia merupakan kondisi kesejahteraan dan rasa kepuasan lansia terhadap pengalaman dari peristiwa yang dialami dan kondisi lansia saat ini, hal tersebut di pengaruhi oleh kondisi sehat dan penyakit. Kualitas hidup yaitu bagaimana individu dapat merasakan dan menikmati atas semua peristiwa dalam kehidupannya, sehingga dapat merujuk pada kondisi kesejahteraan. Kualitas hidup menurut Bowling dipengaruhi oleh pemikiran subjektif dari setiap individu terhadap persepsi kesejahteraannya dan kualitas hidupnya di masa tua, yang meliputi kondisi kesehatannya, merasa berkecukupan, mandiri, bermanfaat, dan masih bersosialisasi dengan lingkungan (Bowling, 2012).
2. Well-being psycologi/ kesejahteraan psikologisÂ