“Pakai jilbab, enggak apa-apa, kan, Bu?” Lulavi mulai menaikkan kepalanya dan memperlihatkan matanya yang sembap dan hidungnya yang merah.
“Ya enggak apa-apa, dong, Nak.” Ibu menjawab dengan nada riang dan senyum lebar agar hati Lulavi kembali gembira.
***
“Lagi ngapain sih, Bu?” Yuni sengaja menyenggol Lulavi yang sedang asyik membaca buku di bangku koridor sekolah.
“Lagi baca buku.”
“Yailah, jawabnya begitu banget.” Yuni membuka HP-nya. Setelah ia melihat tidak ada pesan yang masuk ke HP-nya, ia kembali menggoda Lulavi yang sepertinya serius sekali membaca buku. “Buku apaan sih, nih?” tangan Yuni dengan cepat merebut buku dari tangan Lulavi.
“Ooh… buku pernikahan…” Yuni membesarkan suaranya saat menyebut kata ‘pernikahan’.
“Sstt…” dengan cepat tangan Lulavi menutup mulut Yuni.
“Puah! Tanganmu bau jengkol, Vi!”
“Enak aja!”
“Lagian ngapain malu sih baca buku beginian.”