Mohon tunggu...
Ramid Masyutie
Ramid Masyutie Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

Menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pro dan Kontra Sekolah Tatap Muka dalam Pandemi, Bisakah?

7 Februari 2021   08:43 Diperbarui: 7 Februari 2021   08:59 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sekolah Tatap muka bisa berupa langkah-langkah untuk memisahkan siswa di sekolah. Foto: Lauren DeCicca / Getty)

 Ada sekitar 127 kasus yang dilaporkan sehari di negara itu pada awal Mei ketika beberapa anak mulai kembali ke sekolah.

Karena suhu melebihi 40 ° C, para remaja duduk di ruangan ber-AC dengan lebih dari 30 teman sekelas lainnya tanpa masker. Wabah tersebut mempengaruhi 153 siswa dan 25 anggota staf, serta 87 saudara kandung, orang tua dan teman dari mereka yang terkena dampak .

Lingkungan sekolah juga dapat meningkatkan risiko penyebaran komunitas lebih lanjut. Pada pertengahan Maret, sebuah sekolah besar di Santiago, Chili, mengalami wabah yang cukup besar hanya sembilan hari setelah negara itu mendeteksi kasus pertama COVID-19.

Wabah sekolah di Israel dan Chili menunjukkan bahwa ukuran kelas yang besar dapat berperan dalam penularan di sekolah, kata Edward Goldstein, ahli epidemiologi penyakit menular di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat di Boston, Massachusetts.

Sekolah harus menerapkan langkah-langkah untuk menjaga jarak yang wajar, dengan membagi shift pagi dan sore untuk mengurangi jumlah anak di kelas, dan dengan mencegah orang tua dan guru berkumpul di pintu masuk dan keluar sekolah, kata Miguel O'Ryan, seorang peneliti penyakit menular pediatrik di University of Chile di Santiago yang memimpin studi sekolah Santiago.

Jika sekolah dibuka kembali di daerah dengan tingkat penularan komunitas yang tinggi, rajin melakukan jaga jarak dan masker, ukuran kelas, mencuci tangan, serta menguji dan melacak akan menjadi sangat penting, kata Katherine Auger, peneliti pediatrik di Cincinnati Children’s Hospital Medical Center di Ohio.***mrd

Sumber: nature.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun