“Tapi aku tidak bertanggung jawab langsung padanya.”
“Entahlah. Sepertinya pun dia tidak sendiri?”
“Benarkah?”
“Kemarin aku lihat ada seorang perempuan yang datang kemari. Entah itu tokoh ciptaan siapa.”
Aku menunduk sedalam-dalamnya. Tentang keanehan ini, tentang kegilaan ini, entah kenapa mesti bercampur dalam satu pikiran yang seharusnya berakhir tenang. Itu akan sangat merusak. Dalam kondisi wajar pun, pikiran saya sudah tak mampu menata lagi apa-apa yang ingin saya tulis. Entah apa yang terjadi kemudian jika otak ini dibebani lagi dengan kegilaan ini.
Mata kami tiba-tiba teralih pada pintu ruang yang berderit kasar. Akan ada seseorang yang muncul dari balik sana. Entah siapa, entah akan memperlakukan kami apa.
****
Cirebon, 28 September 2011
*tolong dibantunya… simsalabin jadi apa prok prok prok
Cerita terkait Aku dan Samtari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H