3. Anak Tugirah
Informasi tentang fisik dan karakter anak dari Tugirah lebih minim lagi. Di sini dia hanya ditempatkan sebagai pelengkan informasi bahwa tokoh Tugirah memilik anak yang membantu pekerjaannya.
4. Dua orang pengantar
Dua orang pengantar mayat yang diikutsertakan sebagai bagian dalam cerita ini karakternya digambarkan cukup jelas. Yang satu lebih tua dari yang lainnya. Yang tua terlihat pongah dan menyebalkan, sementara tokoh lainnya digambarkan kikuk dan kalut. Kedua tokoh ini seharusnya menjadi penting sebagai pengait dengan mayat-mayat yang diantarnya. Namun, penulis tidak menjelaskan hubungannya secara pasti. Pembaca hanya bisa menduga bahwa tokoh yang lebih muda adalah suami dan ayah dari mayat-mayat itu.
Gaya
Seperti terkena tuah dari puisi yang menjadi sumber kembangannya, gaya penceritaan cerpen “Perawat Jenazah” terasa sangat puitis. Ada makna-makna khusus yang dijelaskan dengan bebagai gaya bahasa. Pembaca akan lebih mudah memahami kedalaman cerita jika menganggap cerpen ini beraliran impresionisme.
Impresionisme adalah aliran kesusastraan yang memusatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam batin tokoh utama. Impresionisme lebih mengutamakan pemberian kesan/pengaruh kepada perasaan daripada kenyataan atau keadaan yang sebenarnya (Media Pembelajaran Sastra Indonesia). Kesan itu hampir terasa di sepanjang tulisan. Dialog-dialog antara Tugirah dan Pamularsih, serta suara-suara panggilan yang menyapa Tugirah ketiga ada mayat yang hendak dirawat memunculkan kesan atas kondisi batin tokoh Tugirah.
Gaya bahasa yang sering digunakan dalam cerpen ini adalah personifikasi:
a.
Suara-suara memanggil namanya sayup sampai di telinga Tugirah, meninggi dan melambat berganti-ganti lalu seperti merambat dalam air dan menggelitik cuping telinga. (Paragraf ke-1)
b. Terlihat sinar mata itu meredup dan bergerak-gerak aneh mencari obyek yang lain selain mayit si janda kembang dan anaknya itu. (Paragraf ke-8)
Di bagian lain A. K. Basuki menggunakan majas alegori:
Dibuatnya mereka laksana patung-patung pualam yang lolos dari cela dan melimpah dengan kasih sayang darinya karena mayit-mayit itu adalah juga anak-anaknya, buah hatinya. (Paragraf ke-20)