Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melianus, Ko Lihat Pak Guru? (Untuk Albertus Fiharsono)

12 Juli 2011   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Maaf, bolehkah saya mendapatkan kembali telepon saya?”

“Tentu boleh…! Ini barang pu Nona tho?”

“Ah, trima kasih sekali. Ehm, bagaimana saya mengambilnya, ya? Kalian di mana?”

“Gampang saja. Nanti kami antar ini barang ke rumah Pak Guru.”

“Pak Guru? Oh, Pak Guru Albert. Ya, ya boleh! Aduh, makasih sekali lagi, ya!”

Senyap. Tak terdengar lagi suara. Melianus kini mulai berani meraba dan membolak-balik kotak kaca mengkilat itu tanpa menghiraukan kekhawatiran Yokomina. Seperti dugaannya, benda yang begitu membuatnya penasaran itu memang sebuah ponsel pintar dengan layar sentuh lebar yang menutup permukaannya. Makin takjub saja Melianus pada benda yang kini dipegangnya lekat-lekat.

***

“Kamu pasti Melianus, kan?” Agnes tak ragu menyambut tangan kaku Melianus. Tak dipungkiri masih malu-malu pemuda itu berjabat tangan. “Pak Guru cerita banyak tentang kamu!”

“Tenang, Melianus! Sa cuma cerita yang baik saja!” sergah Pak Guru Albert menebar senyum.

“Ah, ini pasti Yokomina! Cantik sekali!” Yokomina malah tertunduk menyembunyikan senyumnya.

“Selera Melianus memang bagus!” lagi-lagi celoteh Pak Guru terlontar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun