Mohon tunggu...
Rama Dewa
Rama Dewa Mohon Tunggu... Editor - Penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kampanye Politik Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2024

9 Januari 2024   11:30 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:31 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilihan Presiden

Pemilihan presiden adalah proses pemilihan kepala negara di Indonesia yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Pemilihan Presiden dilakukan bersamaan dengan pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD di seluruh Indonesia. Pemilihan Presiden dilakukan dalam dua putaran apabila pada putaran pertama tidak ada pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari total suara sah. Pemilihan Presiden dilakukan untuk mementingkan pemangku jabatan Presiden dan Wakil Presiden masa bakti 2024-2029. Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan bertarung dalam pemilihan Presiden tersebut. Pasangan calon nomor urut satu adalah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, pasangan calon nomor urut dua adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dan pasangan calon nomor urut tiga adalah Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Dalam pemilihan presiden, masyarakat Indonesia memiliki hak suara untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dianggap sesuai dengan visi dan misi mereka. Pemilihan Presiden merupakan salah satu momen penting dalam proses demokrasi di Indonesia, dan masyarakat diharapkan dapat menggunakan hak suara mereka dengan bijak dan bertanggung jawab. Sedangkan dalam konteks kampanye politik pada pemilihan umum Presiden 2024, para calon dan wakil Presiden berupaya memperkenalkan diri dan visi politik mereka kepada masyarakat luas. Mereka melakukan berbagai kegiatan, seperti pidato, debat, pertemuan dengan masyarakat, dan iklan politik. Dalam hal ini, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar melakukan kampanye politik, dengan arus utamanya adalah keinginan akan perubahan. Yang mana kampanye politik menjadi hal yang sangat penting dalam upaya para calon presiden dan wakil presiden untuk memenangkan kepercayaan dan dukungan masyarakat dalam pemilihan umum.

Kepemimpinan

Hackman & Johnson mengartikan kepemimpinan sebagai bentuk komunikasi manusiawi yang menggunakan simbol-simbol untuk mengubah sikap dan perilaku individu lain demi mencapai tujuan bersama kelompok serta memenuhi kebutuhan kolektif (Liu et al., 2020). Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membimbing orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gaya kepemimpinan dan citra politik juga merupakan bagian penting dalam konteks kepemimpinan politik.

Dalam konteks kampanye politik, para calon pemimpin, seperti Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, berupaya memperkuat citra kepemimpinan mereka melalui berbagai kegiatan kampanye. Mereka berusaha untuk memperkenalkan diri dan visi politik mereka kepada masyarakat luas, serta menunjukkan konsistensi dan kerja nyata dalam upaya mempengaruhi dan memimpin masyarakat menuju perubahan yang diinginkan.

Yang mana kepemimpinan dalam konteks politik melibatkan berbagai aspek, termasuk kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membimbing masyarakat, serta membangun citra kepemimpinan yang konsisten, jujur, dan tulus. Hal ini menjadi kunci penting dalam upaya para pemimpin untuk memenangkan kepercayaan dan dukungan masyarakat dalam konteks pemilihan umum.

Personal Branding

Personal Branding memiliki berbagai proses fase yang dilalui dalam membentuk identitas atau reputasi yang baik pada publik. Pada cara fase yang pertama adalah bagaimana mendirikan sebuah brand dengan cara membuat perbedaan yang tidak ada pada umumnya yang mana publik melihat sebuah brand ini sebagai sesuatu yang unik atau bagaimana cara mendirikan brand yang menjadi target atau sasaran dari semua orang. Fase kedua yaitu adalah bagaimana cara individu tersebut mengembangkan brand-nya melalui tingkah laku dan komunikasinya dalam publik, karena cara individu tersebut berperilaku di dalam media sosial atau di hadapan publik dapat menentukan keberhasilannya dalam mendirikan Personal Branding. Fase terakhir yaitu bagaimana individu ini dapat menciptakan peluang baru bagi publik untuk memenuhi kebutuhannya, seperti permasalahan finansial atau ekonomi, nilai moral, dan sebagainya (Khedher, 2014). Konsep dari Personal Branding adalah bagaimana menentukan perbedaan yang ada dari suatu individu yang mencoba membangun citranya di hadapan publik. Semua individu dapat menjadi Brand-nya tersendiri tidak mementingkan umur, gender, ras, agama, suku, latar belakang konglomerat, berpengetahuan baik, dan sebagainya salah satu ciri dalam membangun brand yaitu keunikan yang dimiliki atau disukai oleh semua orang.

Pada istilah politik cara politikus membangun citra (image) dengan cara menyampaikan motif, nilai, optimisme, pengalaman, serta visi dan misi yang nantinya bagaimana dari sudut pandang publik menentukan karakteristik atau nilai yang ada pada dirinya, gambaran ini terlihat seperti individu yang mencari lowongan pekerjaan yang menampilkan data dirinya kepada perusahaan untuk bisa menjalankan perusahaan tersebut yang mana gambaran perusahaan tersebut yaitu negara yang akan dijalankan politikus ini nantinya. Setelah mendapatkan keunikan dari branding dan usahanya dalam membangun citra (image) yaitu tinggal pada masalah akhir yaitu tujuan dari personal branding yang sudah diberikan.

Pada topik tentang kampanye politik Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ini, mereka membangun personal branding-nya dengan cara memberikan program-program nilai baru seperti program Hotline Paris yang diambil dari nama dengan cara ini setiap masyarakat di Indonesia yang memiliki segala permasalahan yang dibawa ke dalam pengadilan dapat menyewa layanan-layanan yang dirancang khusus oleh pengacara dari Negara Indonesia dalam membentuk aspek keadilan yang utuh di dalam Negara Indonesia agar tidak ada ketidaksamaan (inequality) antara kelompok minoritas dan mayoritas, ini merupakan salah satu keunikan yang dipakai oleh Capres dan Cawapres dalam membangun personal branding yang nantinya sudah diprediksi oleh mereka untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun