Hingga kini Kuda Renggong masih digelar ketika anak-anak telah disunat. Dengan berpakaian seperti wayang tokoh Gatotkaca, pengantin sunat itu diarak di atas punggung Kuda Renggong. Keluarganya mengikuti dari belakang. Mereka berkeliling dari satu desa ke desa lain sambil diiringi tembang-tembang sunda seperti Kembang Beureum, Kembang Gadung, dan lagu khas seni Bangreng Kuda Renggong.
Merawat Kuda Renggong
Tidak semua kuda bisa menari seorang seniman Kuda Renggong yang pernah memenangkan kejuaraan tingkat Kota, yakni Mang Dewa. Dalam wawancaranya bersama Youtuber Kang Krisna Mang Dewa bilang agar kuda bisa menari "Harus ada bakatnya (menari) lah."
Sejalan dengan itu menurut Mamat, orang yang dikenal sebagai cucu Aki Sipan, memilih kuda untuk kuda renggong tak boleh asal. Ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan, diantaranya yakni pengamatan useran (kunciran), pengamatan ules (bentuk fisik kuda), pengamatan babangus (wajah kuda), dan pengamatan mata kuda.
Sementara itu Mang Dewa bahkan ada kuda yang sama sekali tidak punya bakat menari. Untuk melihat kuda itu punya bakat menari atau tidak, bisa terlihat dari postur tubuhnya.
Sementara itu, Mang Dewa juga memperlihatkan bagaimana melatih seeokor kuda agar bisa menari Kuda Renggong. Dalam video tersebut tergambar bagaimana dia melatih Lesti, kudanya. Mulanya kuda coklat yang terlihat sangat terawat itu dibawa ke sebuah tempat tanah kosong yang ditengahnya sudah tertancap sebatang bambu. Kudanya diikat di sana.
Selagi memeragakan, Mang Dewa bilang untuk melatih kuda agar bisa bergoyang, caranya adalah menepuk paha atasnya. Menurut Mang Dewa latihan seperti itu harus dilakukan secara rutin pagi dan sore selama satu bulan. "Kudu ulet (harus rajin)," kata Mang Dewa.
Saat Mang Dewa masih memperlihatkan proses latihan, ia juga terlihat akrab berkomunikasi dengan kuda. Ia berdecak-decak dan berteriak "hess hess" seolah sedang memberi isyarat agar kuda itu bergoyang. Dan Lesti mulai berlenggak lenggok menari lincah.
Syarat aga kuda bisa menjadi pementas Kuda Renggong harus mampu melakukan gerakan-gerakan seperti Adean (kuda lari ke kiri), Torolong (gerakan lari kuda dengan langkah pendek-pendek dan cepat), Derap atau Jogrog (gaya berjalan kuda dengan langkah cepat), Congklang (gerakan kuda lari dengan langkah kaki sejajar seperti kuda pacu), dan Anjing Minggat (gerakan langkah kuda setengah berlari).
Sementara itu jenis kuda yang biasa digunakan dalam Kuda Renggong berasal dari Kuda Renggong Blaster dan Kuda Renggong Sandel. Untuk kuda renggong blaster adalah jenis kuda hasil perkawinan silang antara kuda sumbawa dengan kuda Australia. Tarian Kuda Renggong selain unik, juga punya banyak nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan.
Menurut Gustianingrum dan Affandi dalam "Memaknai Nilai Kesenian Kuda Renggong dalam Upaya Melestarikan Budaya Daerah di Kabupaten Sumedang" (2016) menjelaskan nilai yang tertanam dalam kesenian Kuda Renggong diantaranya soal spiritual. Nilai ini berupa semangat yang dimunculkan dalam rangkaian upacara inisiasi (pendewasaan) dari seorang anak laki-laki yang disunat. Kekuatan Kuda Renggong yang tampil akan membekas di sanubari anak sunat, juga pemakaian kostum tokoh wayang Gatotkaca yang dikenal sebagai figur pahlawan.