Mohon tunggu...
Ramdan
Ramdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Transformasi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Tinggalkan Sastra Sunda di Era Modern

14 Maret 2023   22:30 Diperbarui: 14 Maret 2023   22:34 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gagaduhan Pangeran anu ngabakti

Ka rakyat anu pinuh harti.

Gusti Allah maparin kaberkahan

Ka iyeu tanah Sunda

Anu dikuriling ku gunung-gunung

Sangkan urang kudu ngariung mumpulung.

Simkuring inget ka nasehat kolot baheula

Anu jadi karuhun urang sadaya

Anu sajatina urang teh manusya

Kudu silih asih, asah jeung asuh di dunya.

Sajak ini terdiri dari empat bait, setiap bait terdiri dari empat baris. Sajak ini menceritakan berkaitan dengan tanah Sunda yang khususnya tertuju pada Sumedang, Sumedang bukan terkenal dengan makanan khasnya saja yaitu tahu, ubi, opak, dan lain-lain. Akan tetapi, berkaitan dengan letak geografi dan sejarah yang terjadi di massa lalu dimana pada dulu kala ada sebuah gunung yang dinamakan Gunung Gede akan meletus dan mengakibatkan kepanikan terhadap rakyat Sumedang. Kemudian pada saat itu Pangeran yang berkuasa merasa cemas dan memperhatikan keselamatan rakyatnya yang penuh dengan arti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun