Mohon tunggu...
M. Jundurrahmaan
M. Jundurrahmaan Mohon Tunggu... -

seniman kawakan dari bawah tanah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Segala Ruang Hidup

19 Juli 2018   19:02 Diperbarui: 19 Juli 2018   19:06 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya hanya ingin dia jujur tentang segalamacam hal karena hubungan kami yang terentang oleh jarak jauh. Bahkan kalau boleh bersikap cengeng, saya sekarang menyadari bahwa saya telah menyia-nyiakan dia, sebab dia sekarang sudah berubah seratusdelapanpuluh derajat, dan saya kini sadar betul bahwa tiapkali saya hendak berjalin obrol lagi dengannya, saya tengah mengejar sosoknya dulu yang masih paham siapa diri saya ini. 

Seolah masalalunya sudah terbunuh betul, dia sekarang telah menjadi semacam sosialita di sekolahnya, dan tak suka lagi dengan anime, manga, komik atau segala barang serupa. Dia menjadi penyuka Starbucks, acapkali mengenakan pakaian yang terbuka auratnya (kendati sebelumnya seringkali mengenakan kaos-kaos biasa, walau sesekali bisa saja ia memakai baju-baju ketat), tertarik minuman keras dan (saya rasa) seksualitas-bebas. 

Bahkan setahu saya terakhirkali suka seni dan teater. Dia ngalor-ngidul dengan hidupnya, sedangkan saya sendiri sudah ketemu; yakni, membantu sesama dan membebaskan pikiran saya pribadi lewat menyumbangsih lewat hak suara saya sebagai seorang manusia, lewat kata-kata tertulis. 

Waktu, memang fana dalam hal ini, sebagaimana kata Sapardi--suatu hari akan habis bersama secangkir kopi yang kita minum tiap paginya serta segalamacam tugas yang diberikan oleh atasan kepada kita, begitupula suatu dekade akan habis tempias bersama seseorang yang paham betul jati diri kita serta pandangan kita terhadap dunia.

Tentu, saya masih punya sejumlah orang tadi yang paham dengan saya, walau sebagai gantinya saya harus menjadi semacam spectacle pula di hadapan mereka karena ketangkasan saya dalam berpikir ini. Rata-rata diantara mereka, kecuali satu Si Penyuka Basket dan salah seorang lainnya yang konon gemar sekali dengan ilmu filsafat Islam-kontemporer, tak terperi dalam budaya populer sehingga acapkali berbicara tentang hal itu terus-menerus. 

Bahkan kalau boleh jujur, salah satu diantara mereka pula juga nampak betul ingin menjadi seorang spectacle untuk diakui oleh kelompok kawannya--lewat menonton film-film modern dewasa ini, bermain segalamacam game yang belakangan sedang digemari oleh anak-anak sekolah. Namun begitulah hidup di zaman posmodern kini.

Sekarang orang telah berubah demi teman-temannya sendiri dengan melakukan dan menyukai hal-hal konyol demi kesepahaman dan penerimana oleh mereka pula. Agaknya sangat mumpuni menjadi sebuah masalah bagi anasir-anasir kiri-radikal kini, yakni lebih gampangnya aktivis-aktivis yang mengamini penuh kitab-kitab Marxis, untuk mengubah tatanan negara untuk masyarakat yang mereka anggap sudi untuk membantu satu sama lain. 

Dan juga saya pribadi, yang terbilang manja dan kadangkali tidak suka sendiri secara materiil dan langsung. Walau mau bagaimana lagi? Jika saya ingin mencari seorang kekasih, sekarang saya tidak ingin betul karena kecenderungan para pemuda-pemudi kini untuk dating ke restoran-restoran tersohor dan menggelontorkan uang demi barang-barang mereka inginka, yang notabene manfaatnya terbilang sangat sedikit dan sementara. Anda mungkin akan merasakan hal yang sama.

Kalau benar begitu, mungkin betul satu pandangan inti tentang hidup yang dari dulu sering diajarkan kepada kita; tak akan ada orang yang betul-betul bisa memahami Anda, kecuali Tuhan, pihak Anda selalu meneruskan ibadah kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun