Misalnya, dalam konteks politik, model ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana pesan kampanye politik disampaikan melalui media tertentu (televisi, internet, radio) dan bagaimana pesan tersebut memengaruhi audiens, seperti para pemilih. Di sisi lain, dalam dunia periklanan, model ini membantu mengukur seberapa baik iklan disampaikan kepada audiens target dan efeknya terhadap perilaku konsumen.
 How: Bagaimana Cara Kerjanya?
Dalam model Lasswell, setiap elemen memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan secara efektif:
1. Who (Siapa): Komunikator, orang atau entitas yang menyampaikan pesan, bisa seorang individu, organisasi, atau media.
2. Says What (Apa yang dikatakan): Pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator.
3. In Which Channel (Melalui media apa): Saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Ini bisa berupa media cetak, televisi, internet, atau bahkan percakapan tatap muka.
4. To Whom (Kepada siapa): Penerima pesan, baik individu maupun kelompok.
5. With What Effect (Dengan efek apa): Hasil akhir dari komunikasi, yang dapat berupa perubahan perilaku, pemikiran, atau sikap.
Contoh praktisnya dapat dilihat pada kampanye iklan komersial. Sebuah perusahaan (komunikator) mungkin ingin mempromosikan produk baru (pesan) melalui iklan televisi (saluran) kepada konsumen (penerima) dengan harapan meningkatkan penjualan (efek). Dengan memahami elemen-elemen ini, kita dapat menganalisis apakah kampanye tersebut efektif atau tidak.
 2. Model Komunikasi Martin Buber
What: Apa itu Model Komunikasi Martin Buber?
Martin Buber, seorang filsuf dan teolog Yahudi, mengembangkan model komunikasi yang berfokus pada relasi antar manusia. Buber memperkenalkan konsep I-It, I-You, dan I-Thou, yang menggambarkan cara kita berinteraksi dengan orang lain. Dalam model ini, Buber membedakan tiga jenis hubungan komunikasi: