Mohon tunggu...
Igo mahmudramadhon
Igo mahmudramadhon Mohon Tunggu... Tutor - Ingin belajar berbagi yg saya pelajari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya masih pemula, pastinya banyak kesalahan saya d sini, mohon kritik dan saran nya agar saya dpt memperbaiki

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Realita Kebebasan Berpendapat di Media Sosial

30 November 2019   08:09 Diperbarui: 30 November 2019   08:18 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hendaknya kita berhati- hati menjaga lisan kita di dunia nyata dan menjaga tulisan serta komentar kita di dunia maya. Karena tulisan ini kedudukannya sama dengan ucapan lisan. Sebagaimana kaidah :
"Tulisan (hukumnya) sebagaimana lisan".

Ketika lisan suka mencaci, mencela, melaknat, ghibah dan berkata --kata yang kotor kepada orang lain, ini sama saja kita akan " Bagi- bagi pahala gratis" kepada mereka kemudian kita akan bangkrut. Mengapa Demikian? 

Karena dengan lisan dan tulisan kita, mereka yang kita cela dan caci maki adalah pihak yang kita dzalimi. Jika kita tidak meminta maaf di dunia, maka urusan akan berlanjut di akhirat.

Di akhirat kita tidak bisa meminta maaf begitu saja, tetapi ada kompensasinya. Kompensasi tersebut bukan uang ataupun harta. Karena ini sudah tidak bermanfaat di hari kiamat.

Allah berfirman:
" pada hari dimana harta dan anak- anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang mengahadap Allah dengan hati yang selamat" (asy- syu'araa' :88-89)

Kompensasi Berat atas buruknya lisan kita

Kompensasi Berat atas buruknya lisan dimedia sosial yang akan kita hadapi ialah sebagai berikut:
Jika punya pahala kebaikan seperti pahala shalat dan puasa, maka akan di bagi- bagikan      kepada mereka yang di dzalimi di dunia dan belum selesai perkaranya artinya belum ada maaf dan memaafkan.

Jika yang menzdalimi (mencela dan memaki) sudah habis pahalanya, maka dosa orang yang di dzalimi akan di timpakan dan di berikan kepada orang yang mendzalimi.

Inilah yang di sebut dengan orang yang bangkrut pahala /muflis di hari kiamat.

Jaga lisan sebelum  Anda Diadili di Akhirat
Tahukah Anda bahwa di dunia ini cukup sulit mencari keadilan yang seadil- adilnya. Ini adalh bukti adanya kehidupan setelah kematian dimana pada hari tersebut akan ada keadilan yang seadil-adilnya. 

Hendaknya kita sebagai seorang muslim menjaga lisan kita, karena memang lidah itu tidak bertulang, sangat mudah kita menyakiti orang lain. Terlebih yang di sakiti adalah sesama muslim yang sejatinya bersaudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun