Mohon tunggu...
Erike Ramadhani
Erike Ramadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance and Sosiopreuner

Perempuan sederhana yang gemar merajut diksi, berkelana, mengagumi cantigi, dan mendengar nada indie~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demokrasi atau Angka Ikut?

25 Oktober 2019   11:35 Diperbarui: 25 Oktober 2019   11:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana jadinya negara ini jika yang memimpin adalah golongan mahasiswa hedonis?

Bagaimana jadinya negara ini jika yang memimpin adalah golongan mahasiswa yang gila akan kekuasaan?

Sudahkah kita renungkan pertanyaan-pertanyaan itu didalam jiwa kita sebagai seorang mahasiswa? Sudahkah hingga hari ini kita sebagai mahasiswa melakukan hal-hal kecil demi perubahan negara yang sudah carut marut ini? 

Yang diperlukan dari mental mahasiswa saat ini adalah kesadaran bahwa ijazah dan IPK memang penting untuk menunjukkan bakti namun keberhasilan mencapai tri dharma perguruan tinggi dalam masyarakat juga komponen yang tidak dapat diremehkan begitu saja.

Mengkritisi sistem dan berpendapat bukanlah hal yang haram untuk dilakukan.Apabila sistem telah baik dan berani transparan lantas mengapa harus takut dengan kritik mahasiswa? 

Dan kepada mahasiswa Indonesia, apabila tidak ingin termakan oleh sistem yang tidak baik lantas mengapa tidak ingin memperbaiki melalui suara-suara yang benar?

Mengutip kalimat Gie dalam bukunya Zaman Peralihan halaman 148, bahwa "..Saya bermimpi bahwa di masa depan, universitas-universitas akan mendapatkan kebebasan mimbarnya kembali. Dan mahasiswa-mahasiswa merasa bahwa kebebasan mimbar adalah suatu yang fundamental bagi hidup mereka dalam kampus. 

Seorang dosen yang Marxis, akan ditantang oleh mahasiswa-mahasiswa dengan literature-literatur yang non bahkan anti Marxisme. Dan seorang dosen yang anti-komunis akan dihujani pertanyaan-pertanyaan bersumber paa buku komunis, yang dibaca oleh mahasiswa dalam perpustakaan universitas. ..."

Bahwa teramat jelas, mempelajari suatu ideologi bukan berarti untuk menjadi sama dengan ideology tersebut. Begitu pula dengan mahasiswa, mengkaji sistem dan berpendapat bukan berarti untuk menjadi pembangkang kampus namun untuk menjadikan kampus sebagai cerminan negara di masa sekarang maupun masa depan.

Lantas, sudah siapkah kita, wahai mahasiswa?

Tetap bertahan dan tumbuh suara-suara kebenaran. Tetap semangat dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebenarnya dengan tujuan menjadi manusia Indonesia berlandas Pancasila seutuhnya.

Panjang umur, perjuangan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun