Mohon tunggu...
Ramadhana Bagus
Ramadhana Bagus Mohon Tunggu... Freelancer - Observer

Mencoba merubah hati manusia melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Setebal Kabut, Setitik Mentari

6 Januari 2020   14:19 Diperbarui: 6 Januari 2020   14:29 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terkekeh. "Menyebalkan. kau.. kau sungguh yang terburuk, Suf." Aku menyikutnya, memalingkan wajahku.

"Tidak ada yang menyebalkan selama aku masih bisa menghabiskan makananmu." Yusuf terkekeh diujung. Membuatku makin kesal padanya. Terlebih lagi air mataku mulai menetes satu demi satu.

"Jangan malu. Ini, pakailah."

Tanpa melihat, aku mengambil apa yang disodorkan Yusuf. Pasti sapu tangan. Ya, tentu saja sapu tangan. Benda yang selalu dibawanya ke mana-mana. "Ceritalah kalau sudah tenang." Ujarnya.

"Kau tahu, Suf."

"Tahu apa?"

Aku menoleh padanya, tanpa pikir panjang, dengan mata sembab dan ingus yang meleri ke mana-mana.

"Jangan bohong Kau pasti tahu!" seruku sambil menyamarkan tangisanku.

"Iya. Aku tahu. Tapi tolong bersihkan dulu ingus yang bergelantungan di hidungmu itu." aku reflek menutupi hidungku dengan sapu tangan. Yusuf tersenyum. Aku merasa malu.

Butuh waktu lima menit bagiku untuk membersihkan ingusku. Sialan. Kalau bukan karena udara dingin ini. keluhku.

"Yusuf, ibuku.. dia.. tertang.. dia.." aku gagal menyelesaikan kalimatku. Semua gara-gara air mataku menetes lagi. "Dia.. dia.. ukh.." aku tersedu kembali. Kini air mataku mengalir lebih deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun