"Memang benar katamu. Tidak ada jaminan aku masih bisa tetap menjadi putih. Ada kalanya mungkin aku akan menjadi abu-abu, atau mungkin berubah menjadi hitam sepenuhnya. Tapi, apakah aku salah mengharapkan putih di atas segala fakta menyedihkan yang terjadi di negeri kita ini?"
Ingatlah satu hal ini Sur. Kalau memang putih tidak sesuai dengan jalannya sistem ini, tinggal ubah saja sistem itu menjadi putih, sesuai dengan keinginganmu. Memang sulit, tapi tidak ada yang tidak mungkin bukan, selama niatan kita itu baik."
Aku memandangi hujan yang semakin deras saja mengamuk di seberang sana setelah mengutarakan pendapatku.
Tatapan kosong. Pahit. Kecewa. Pada kenyataan di negeri ini.
"PERJUANGKAN!" seruku tiba-tiba.
Aku tersenyum kecut pada Surya, yang seolah terlihat ikut tersenyum dengan paksa setelah terkejut dengan seruanku.
Di ujung ruangan sana, terihat hujan yang lebat tadi sudah mulai mereda. Awan-awan hitam mulai berpindah, dan mentari mulai menyinari sudut-sudut kampus dengan cahayanya.
Seperti senyuman yang dibuat-buat, seperti gelapnya awan dan terangnya mentari. Tersimpan rasa miris, tidak puas, cacat, harapan... dan tentu saja... PERJUANGAN.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H