Mohon tunggu...
Ramadhana Bagus
Ramadhana Bagus Mohon Tunggu... Freelancer - Observer

Mencoba merubah hati manusia melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hitam-Putih

4 November 2018   00:50 Diperbarui: 4 November 2018   01:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tunggu Sur, masih belum seimbang. Nanti kertas-kertasnya jatuh semua!" seruku di ujung kanan, repot membenarkan tempelan kertas yang mulai berjatuhan karena terkena air hujan.

Kami berdua membawa tugas akhir kami ke gedung fakultas hukum dengan susah payah. Gedung fakultas kami telah disulap sehingga terdapat sekat-sekat pembatas berwarna putih yang diperuntukkan bagi setiap kelompok untuk menaruh barang-barang mereka. posisi bagi kelompok kami terletak di dekat tangga.

Di dalam gedung itu sudah banyak mahasiswa-mahasiswa lain yang sedang repot menyelamatkan tugas akhir mereka. Ada yang mendata, membersihkan dan sibuk mondar-mandir membawa tugas akhir mereka. Atau yang hanya sekedar bersantai pun ada.

"Dit, tunggu di sini sebentar ya, aku mau ambil sesuatu yang ketinggalan." Ujar Surya setelah meletakkan tugas akhir kami di pojok ruangan yang bersekat itu.

Aku menganggukkan kepalaku, tanda setuju. Lalu aku segera duduk bersandar dan menyelonjorkan kakiku. Rasanya kakiku ini mau copot saja. Ke mana Dewi dan Sandy? Dua anggota kelompokku yang lain. Saat dibutuhkan mereka malah menghilang. Apakah mereka remote tv, yang bisa hilang begitu saja ketika dibutuhkan?

"Nih Dit, awas panas."

Surya yang baru saja kembali dengan dua gelas kecil berwarna putih di tangannya tiba-tiba menyodorkan salah satu satunya yang berisi air berwarna hitam pekat dengan uap yang mengebul.

"Apa ini?" tanyaku sambil menerima sebuah gelas kecil darinya. Panas.

"Anggur Arab."

"Hmm.. Anggur Arab dengan rasa kearifan lokal ya?" ujarku setelah menyesap anggur arab yang pasti dia beli di kantin fakultas tadi.

Hening. Setelah kami saling menyesap minuman masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun