Dalam jurnalnya yang berjudul "Systemic Risk Modelling: How Theory Can Meet Statistics", Espinoza dkk membuat sebuah bagan eksposur untuk menjelaskan bagaimana sebuah shock ekonomi menjalar. Krisis ekonomi akan menyebabkan perbankan mengalami kesulitan pemasukan akibat terhambatnya pembayaran kredit dan utang oleh pihak ketiga. Dalam kondisi tersebut, perbankan akan mengurangi penyaluran kredit dan menjadi risk averse.
Hal tersebut menurunkan aktivitas intermediasi keuangan di masyarakat. Penurunan intermediasi keuangan akan terus berputar melewati lintasan, sehingga lambat laun akan menciptakan masalah berlanjut berupa risiko sistemik.
Setelah mengetahui bagaimana saluran eksposur terintegrasi, sekarang kita kembali ke tahap dimana kemampuan finansial masyarakat menurun. Penurunan kemampuan finansial masyarakat telah membuat masyarakat memiliki kesulitan dalam melunasi kredit perbankan. Tentunya perbankan akan menerima dampak negatif berupa permasalahan kredit macet akibat terhambatnya pembayaran nasabah.
Pembayaran kredit nasabah yang terhambat akan menyulitkan perbankan dalam mencukupi likuditasnya dikarenakan pemasukan yang berkurang. Selain itu, kekurangan likuiditas menyulitkan perbankan bila sewaktu-waktu ada nasabah yang menarik uangnya dalam jumlah besar. Alhasil, perbankan memiliki potensi untuk melakukan penjualan aset besar-besaran dengan harga murah (fire sales).
Gangguan terhadap aliran keuangan mampu menciptakan masalah serius apabila tidak segera ditangani. Ancaman risiko sistemik akan menjadi musuh besar jika krisis terus berlanjut, sehingga mampu menciptakan dampak buruk seluruh aspek perekonomian di Indonesia. Apa saja dampak buruk yang akan terjadi?
Rumah Tangga Mengalami Kesulitan Keuangan
Dampak untuk rumah tangga adalah kesulitan dalam melunasi kredit. Selain itu, perubahan perilaku perbankan menjadi risk averse telah menyulitkan rumah tangga dalam mendapatkan kredit perbankan. Permasalahan tersebut berujung pada penurunan daya beli masyarakat yang berdampak juga terhadap sektor usaha.
Terhambatnya Kegiatan Sektor Usaha
Penurunan daya beli masyarakat membuat sektor usaha mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendapatan. Penurunan pendapatan menghambat kinerja sektor usaha yang memberi dampak pada banyaknya fenomena gulung tikar selama Covid-19. Permasalahan juga menghampiri sektor usaha dalam melunasi kredit kepada perbankan akibat berkurangnya pendapatan.
Potensi Terjadinya penarikan uang besar-besaran (Bank Run)