2.3.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran menurut (Robbins dalam Trang, 2013). Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah suatu proses memberi arti pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacob & Jacques dalam Trang, 2013). Kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh dalam perangkat atau situasi organisasi, yang menghasilkan sesuatu yang bermakna dan berdampak langsung pada tujuan-tujuan yang menantang dikatakan oleh Ivancevich (dalam Trang, 2013). Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yng sudah direncanakan (Kartono dalam Trang, 2013). Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dari seorang individu terhadap orang lain untuk mencapai sebuah tujuan bersama (Kreitner & Kinicki dalam Trang, 2013). Kepemimpinan dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas pengikut ke arah pencapaian tujuan (Colquitt et al. dalam Trang, 2013). Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.3.2 Jenis gaya KepemimpinanÂ
Seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya dalam menjalankan kepemimpinannya. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang khas, sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Ada beberapa gaya yang dilakukan oleh seorang pemimpin yaitu:
(a) Gaya kepemimpinan otoriter/ autthoritarian, adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh,
(b) Gaya kepemimpinan demokratis/ democratic, adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada bawahan
(c) Gaya kepemimpinan bebas/laissez faire, yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut.
1) Gaya OtoriterÂ
Adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki (diterima) oleh seorang peserta organisasi kepada para anggota organisasi lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja, sesuai dengan kontribusinya (sumbangan tenaganya), perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dikerjakan dalam organisasi bersangkutan (Prawirosentono, 2015:27).Â
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang diantara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Â
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggotanya. Baginya, pemimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok, pemimpin yang otokratis tidak menghendaki musyawarah, rapat hanyalah sebagai sarana untuk menyampaikan instruksi-instruksi, setiap perbedaan pendapat diantara para anggotanya diartikan sebagai kepicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap instruksi yang telah ditetapkan.Â