Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Blog Masih Relevan Saat ini? Terkuak di Taman Literasi Blok M

15 September 2024   16:03 Diperbarui: 15 September 2024   17:32 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngobrol santai bicara apakah Blog masih relevan saat ini ? I Sumber Foto : Taman Literasi

Daku (saya) berdiri sambil menatap sekumpulan orang di sebuah taman dengan alas plastik. Sebelahku berdiri COO Kompasiana, Nurulloh dengan gimmick yang sepertinya senang melihat banyak anak muda mengumpul di lokasi itu.

Dia berbicara dengan Daku sambil menatap mereka, "banyak anak muda, apakah penampilah gue masih pantes?". Langsung Daku menyahuti "tampang lu kan kayak artis korea, tinggal ditambahin wig aja"... dia pun menyambar "rambut gue rada panjang nih".

Obrolan kocak diantara Kami menunjukkan keheranan saja, karena biasanya Temu Kompasiana, atau Nangkring dipenuhi muka-muka pujangga yang terlihat kalem dengan otak penuh kata-kata, cuma Daku, Tauhid dan Bang Topik aja yang tukang ngerusuh....

Kami berada area Rumput Plaza Anak, Taman Literasi Martha C. Tiahahu di hari sabtu, 14 september 2024, sore hari (15.30 s/d 17.00 wib) ngobrol santai ngomongin apakah nge-blog masih relevan ? 

Hadir Tutut Setyorine yang akan menjadi teman ngobrol koh Nurul Uyuy, masa iya dia ngomong sendiri ama MC, Syifa Syarofi!

Kak Tutut ini seorang Kompasianer yang jempolan sih menurut Daku, seorang yang mampu berkontribusi terhadap lingkungan, mendorong sustanaible. Penggiat lingkungan lah dirinya.

Salah-satu tulisan kak Tutut diganjar artikel utama berjudul "Ingin Punya Tanaman Melon di Rumah? Bisa Banget!" (bisa baca KLIK DI SINI). Artikel tersebut membahas bagaimana cara bercocok tanam tanaman melon, bagaimana menghindari dari hama, penyerbukan, dan menghasilkan buah.

Dari tulisan-tulisannya lebih banyak mengenai apa yang dia lakukan, dia lihat dan rasa, cara pandangnya melihat situasi. Tidak banyak artikel yang mereview produk dalam artikel yang dia publish. 

Dalam bionya, ia menuliskan "Sedang belajar mengompos, yuk bareng!" ... menunjukkan bahwa kegemarannya mengompos, dan di isu itu ia akan membuat banyak artikel.

Bila Daku hitung-hitung dari artikel yang pernah dirinya publish (13 juni 2023) yang berjudul "3 Hobi Baru yang bisa Kamu coba di Usia 25 tahun" dimana dirinya sudah menjadi Kompasianer sejak 04 Juli 2016, berarti Tutut menjadi Kompasianer di usia 18 tahun. Usia-usia baru masuk kuliah.

Bila melihat Tutut dan banyak audiens muda yang tertarik pada ngobrol santai ini, berarti mematahkan bahwa blog sudah tidak relevan lagi.

Mereka membuktikan bahwa blog itu masih hidup di tengah-tengah platform UGC yang berfokus pada audio visual seperti TikTok, YouTube, Instagram dan lainnya.

Koh Nurul Uyuy, bercerita flash back ke belakang ketika Kompasiana akan dan baru lahir di tahun 2008, di saat itu pun banyak penggiat literasi yang skeptis meragukan blog akan relevan ke depannya. 

Awalnya Kompasiana dihadirkan dengan kanal jurnalis yang ditujukan khusus bagi para wartawan kompas, tidak dibuka untuk umum, lalu tahun 2008 akhir dibuka jadi public blog bagi citizen jurnalis.

Namun, sampai saat ini, Kompasiana menjadi platform User Generated Content (UGC) berbasis artikel yang mampu bertahan (survive) di tengah silih berganti tren media.

Memang diawali berkembangnya internet periode 90an hingga 2000an platform blog sempat merajai di Indonesia dan dunia. Namun era tersebut sudah berubah ketika konten tulisan beralih ke audio visual seperti foto, video dan Artificial Inteligence (AI).

Tentunya hal ini membuat kecerdasan dan imajinasi pengguna jadi tidak terbatas dengan hadirnya platform-platform berbasis audio visual. 

Narasumber blog apakah masih relevan ? Tutut dan Nurulloh I Sumber Foto : Taman Literasi
Narasumber blog apakah masih relevan ? Tutut dan Nurulloh I Sumber Foto : Taman Literasi

Kembali lagi ke pendapat Koh Nurul, ia menyampaikan nge-blog itu tergantung motivasinya, kita berbagi ke dunia maya untuk apa tujuannya?

Pencerahan COO Kompasiana, setiap platform memiliki fungsi dan keunikan masing-masing, untuk flexing di Instagram, konten video di TikTok, micro blogging di Twitter.

Kalau user memiliki sebuah konten yang lebih komprehensif secara ulasan, atau ingin mengutarakan gagasan dan ide atau sekedar catatan harian ini bisa di dokumentasikan di blog.

Yang banyak orang tahu, kata-kata blog kesannya kuno. Padahal podcast, video dan blogging itu kegiatan ngeblog cuma format kontennya aja yang berbeda. Blog itu catatan yang diunggah di internet.

Podcast itu sebenarnya awalnya berupa materi-materi sekolah dan kuliah yang dikonversi dalam bentuk audio akhirnya populer menjadi nomenklatur tersendiri. Podcast pun berkembang menjadi live podcast seperti programnya Dedy Cobuzier.

Relevant dan tidak relevant dikembalikan ke audiens. Bila melihat dari latar belakang bisnis, blog itu dianggap sebagai platform yang paling efektif untuk membujuk pelanggan untuk membeli.

Blog itu sifatnya investasi, karena umurnya lebih panjang dibandingkan konten media sosial karena sosmed algoritmanya random banget, karena bisa sewaktu-waktu berubah. Pendokumentasian konten sendiri lebih rapih di media blog, sepertinya blogspot, medium, wordpress.

User ngeblog disesuaikan dengan kebutuhan dan motivasi dari keinginan seorang blogger, bisa untuk aktualisasi diri, menjadi diri sendiri, catatan harian, menyampaikan gagasan, memenuhi potensinya, dan mencapai tujuan pribadinya salah-satunya materi. Bila materi di blog ini tidak tercapai mereka akan beralih ke tiktok dan youtube.

Blog masih sangat relevan menurut Koh Nurul, karena berdasarkan data Kompasiana dalam sehari ada sekitar 1.500 konten yang tayang di Kompasiana. Secara eksponensial tumbuh 2 sampai dengan 3 kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.

Syifa Syarofi sebagai MC ikut nimbrung menyampaikan pendapatnya, "Saat ini Kompasiana telah digunakan oleh berbagai kampus untuk dijadikan tempat meletakkan tugas-tugas mahasiswa. Para Dosen tidak perlu lagi menerima email atau tugas tulis".

MC yang bergaya mirip penyanyi Ardito ini merayu bahwa tulisan di Kompasiana dapat digunakan sebagai portofolio saat melamar pekerjaan, karena lebih mudah di tracking. Tulisan masih dianggap sebagai hasil karya pengetahuan dan kecerdasan.

Masih banyak orang mencari informasi di blog, seperti bagaimana merawat kucing, kalau di video para audiens harus menunggu sampai akhir video untuk mendapatkan informasi inti, beda dengan di blog.

Sedangkan Tutut sebagai user Kompasiana sekaligus narasumber di ngobras kali ini bercerita saat masih kuliah dan bekerja, ia pun mencari referensi di google lalu menemukan Kompasiana. 

Awalnya dia belum menjadi user karena dikiranya tertutup sebagai bagian dari kompas, berjalannya waktu dia mengetahui Kompasiana itu platform terbuka dan memberanikan diri membuat akun di tahun 2016.

Cerita Tutut, ia mendapatkan pengalaman berharga dapat belajar menulis dan akhirnya menerbitkan buku cerpen ketika bergaul di Kompasiana. Membuat buku merupakan impian penulis, dirinya telah menerbitkan 3 buku di Kompasiana.

Saat berkecimpung di Kompasiana, Tutut tidak hanya menempatkan tulisan, ia bisa mengunjungi pabrik, menerbitkan buku dan juga berkesempatan menjadi pembicara saat Kompasiana Go To Kampus.

**

Menurut Daku yang hadir di acara ngobrol santai ini, untuk mencari informasi yang tidak gimmick ya blog tempatnya. Walaupun kata googling sudah kurang hits lagi dibandingkan searching, namun masih banyak orang, institusi, perusahaan lebih melihat kecerdasan seseorang dari hasil karya tulis.

Ketika Anda mampu membuat video yang apik, Anda akan menjadi content creator. Tetapi ketika Anda dapat menulis dengan baik dan dibaca banyak orang, Anda akan lebih jauh tidak hanya sebagai content creator saja, lebih dari itu.

**

Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun