Rekam jejak di bidang industri membawa Fanda tertarik pada pengembangan EBT di Indonesia. Karena dirinya yakin pada EBT sebagai energi di masa depan.
Fanda berupaya melahirkan inovasi melalui penggabungan aspek teknologi pada tiap layanan yang ditawarkan kepada para pelanggan.
Pada tahun 2021, ia pun menjadi CEO dari SUNterra, perusahaan pengembang energi surya yang berfokus pada layanan sektor residensial dan komersial.
Dalam wawancara dengan PARAPUAN, ia menyadari bahwa kehadiran energi surya sebagai salah-satu EBT tidak hanya menjadi harapan energi di masa depan kelak, melainkan juga harus mampu menawarkan solusi terhadap penggunaan energi di masa yang akan datang.
Menurutnya EBT ini akan menjadi game changer untuk kehidupan dan melihat potensi kedepan yang begitu bagus. Apa yang membuat Fanda optimis transisi energi adil di Indonesia ini akan berhasil karena adanya musim panas sepanjang tahun.Â
Bila melihat negara Eropa dan Amerika Serikat yang musim panas hanya 3-4 bulan, tentu Indonesia bisa menjadi juaranya di sumber EBT energi surya.
Fanda pun menyadari, tentunya bukan hal yang mudah bisa terus bertahan di industri yang didominasi pria. Tetapi ia terus berusaha untuk tetap kuat dan membuktikan diri hingga menjadi seperti sekarang, dimana ia sebagai pemimpin dengan gender perempuan.Â
Dirinya menjadi contoh nyata partisipasi perempuan menuju Net Zero Emmision (NZE) 2060 dan sosok inspiratif transisi energi adil yang diharapkan Pemerintah.
Apa yang dicapai Fanda bisa menjadi inspirasi bagi para pelajar perempuan yang berasal dari keluarga menengah kebawah. Sesuai dengan harapan Oxfam bagi para perempuan di Indonesia maupun di dunia untuk menggapai transisi energi adil.
Konfederasi internasional ini (Oxfam) terdiri dari dua puluh organisasi yang bekerja bersama di lebih dari sembilan puluh negara, sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan.Â