Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fanda Soesilo, Pendobrak Pemimpin Perempuan di Industri EBT Indonesia

18 Juni 2024   11:27 Diperbarui: 18 Juni 2024   11:46 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Perempuan bisa memiliki peran penting dalam transisi energi adil I Sumber foto : OXFAM

Apa yang diharapkan oleh Pemerintah RI dan Oxfam salah-satunya terwujud di salah-satu perusahaan energi plat merah di Indonesia yaitu Pertamina. 

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjadi angin segar posisi perempuan di posisi elit sebuah perusahaan besar di bidang energi. Pertamina di bawah kepemimpinan Nicke telah berkomitmen dalam pengembangan Energi Baru & Terbarukan (EBT). Tapi apakah Ada nama perempuan lainnya selain Nicke ?

Dari sekian nama perempuan ada sosok Fanda Soesilo. Beliau selaku Chief Executive Officer SUNterra, sebuah perusahaan panel surya yang tergabung dalam SUN Group. Posisinya sebagai CEO membuat Fanda menjadi perempuan pertama di Indonesia yang memimpin di industri EBT.

Perempuan pendobrak dominasi pria ini ternyata bukan berasal dari keluarga mampu, dan perjalanan hidupnya bisa menjadi inspirasi para perempuan. Dari hasil wawancara PARAPUAN (9/6/2022), Fanda amat gigih untuk mencapai mimpinya.

Demi menggapai pendidikan ke perguruan tinggi, dirinya berusaha rajin belajar agar mendapatkan beasiswa di setiap jenjang pendidikannya. Ia ingin meraih pendidikan tinggi karena ingin mengubah nasibnya untuk menjadi lebih baik.

Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas, Fanda kembali berusaha meraih beasiswa untuk mengejar pendidikan S1. Ia kemudian mengikuti program beasiswa B.J. Habibie dan diterima di salah satu perguruan tinggi luar negeri di Australia. 

Tetapi, Fanda lebih memilih untuk berkuliah di Amerika Serikat di Universitas of California, Berkeley, Amerika Serikat yang dijuluki UC Berkeley. Ia pun melanjutkan studinya di jurusan Mechanical Engineering and Material Science Engineering.

Fanda pun dapat menyelesaikan studi double majornya selama 5 tahun. Setelahnya, ia masuk ke dunia kerja pada tahun 1995. Pertama kali Fanda bekerja di Lam Research yang bergerak di industri semi konduktor di Silicon Valley, Fremount, California.

Setelah berkarir 10 tahun berkarier, Fanda pun kembali ke Tanah Air pada tahun 2005, dengan berkarir di salah satu perusahaan teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sebagai Direktur Komersial & Operasi. 

Tiga tahun setelahnya (2008), Fanda menjadi bagian dari SMART Telecom selama 1 tahun menjabat sebagai Director Corporate & Data Solutions. 

Setahun setelahnya, di tahun 2009, Fanda juga pernah menjadi CEO dari perusahaan Maetrika, lalu ia bergabung bersama The MAJ Group di tahun 2013 hingga 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun