Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setujukah? Ancaman Konflik Laut China Selatan (LCS), Indonesia Perkuat Alutsista

28 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 28 Mei 2024   14:18 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) I Sumber Foto : Kemhan RI

Dengan penambahan 2 unit scorpene, akan membuat Indonesia memiliki 6 unit kapal selam, semoga kedepannya ada penambahan unit disesuaikan dengan kecukupan anggaran Indonesia.

Untuk memenuhi kekurangan, mungkin saja TNI AL akan diperkuat kapal selam tak berawak dengan teknologi AI buatan dalam negeri yang dapat dibangun dalam setahun (12 bulan).

Menurut situs Defense Mirror, perusahaan galangkan kapal Indonesia PT PAL berencana mengembangkan kapal selam tak berawak (panjang 25 meter diameter 4 meter) dengan teknologi AI untuk pengawasan, pengawalan, proxy dan serangan.

 kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) I Sumber Foto : Kemhan RI
 kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) I Sumber Foto : Kemhan RI

Dalam waktu dekat mengejar kesiapan militer di wilayah Laut Natuna Utara, Indonesia mengadakan dua unit kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) atau Offshore Patrol Vessel (OPV) kelas Paolo Thaon produksi Fincantieri, Italia.

Rencana datangnya kapal pertama pada bulan Oktober 2024, sedangkan kapal kedua terjadwal akan tiba pada April 2025. Pengadaan 2 kapal PPA ini merupakan wujud nyata upaya Kemhan RI untuk memastikan kebutuhan pertahanan maritim nasional menghadapi ancaman krisis LCS. 

Bagaimana Kemhan RI menyikapi ?

Dilansir dari CNBC (DI SINI) dalam peningkatan alat peralatan pertahanan (alpalhan) yang modern dan juga mandiri, Kemhan RI, telah membeli dan atau dalam proses menyelesaikan kontrak serta telah menyerahkan alpalhan kepada yang menjadi Prioritas Nasional diantaranya ;

1. TNI AU sebanyak 10 alpalhan terdiri dari ransus, peralatan personil, helikopter, dan pesawat. Diantaranya pengadaan helikopter angkut berat H225M,  pesawat angkut berat C-130J Super Hercules, pesawat tempur F-15EX, pesawat tempur Rafale, dan pesawat tempur Mirage (belum dipastikan karena anggaran), dan lainnya.

2. TNI AD sebanyak 39 alpalhan terdiri dari senjata, amunisi, harwat helikopter dan ranpur Infantri. Diantaranya pengadaan Ranpur Badak Kanon 90mm, Ranpur Anoa, Ran Maung,  Rantis 4x4, helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk, upgrade helikopter Bell 412, Sepeda Motor (SPM) 150 cc, SPM listrik, dan lainnya

3. TNI AL sebanyak 22 alpalhan terdiri dari senjata, amunisi, KRI, harwat helikopter, dan alat kesehatan. Diantaranya pengadaan dua kapal selam Scorpene asal Perancis,  Frigate, Kapal Offshore Patrol Vessel, Kapal (KCR) 60, Submarine Rescue Vehicle System,  refurbishment 41 KRI dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun