Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setujukah? Ancaman Konflik Laut China Selatan (LCS), Indonesia Perkuat Alutsista

28 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 28 Mei 2024   14:18 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) I Sumber Foto : Kemhan RI

Konflik di Laut China Selatan (LCS) kapan saja bisa terpatik. Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei yang teritorial nya diakui oleh China melalui klaim Nine Dash Line memperkuat angkatan bersenjatanya. Bahkan beberapa negara tersebut mendapatkan hibah alutsista dari negara-negara besar yang memiliki kepentingan.

Gara-gara klaim LCS yang tidak sesuai hukum laut internasional II 1982 (UNCLOS), kehadiran Amerika Serikat (USA) semakin nyata di Papua Nugini, ada sekitar 6 lokasi penempatan pasukan dan kapal  USA di pelabuhan dan bandara utama salah-satunya naval base dan China menanggapi dengan semakin asertif di kawasan.

Nine Dash Line merupakan garis yang dibuat sepihak berupa serangkaian segmen garis di LCS yang menyertai klaim RRC. Negara tirai bambu itu mengkalim sebagian besar wilayah perairan seluas sekitar 2 juta km persegi. 

Klaim RRC atas Nine Dash Line ini berdampak pada hilangnya hak perairan Indonesia seluas sekitar 83.000 km persegi atau 30 persen dari luas laut Indonesia di Natuna. 


Krisis ini menjadi perhatian oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) dengan membuat diskusi pertahanan Indonesia dan perkembangan geopolitik terkini (DI SINI)

Bagaimana dengan tindakan Indonesia ? untuk itu masyarakat perlu memahami ketika Indonesia sebagai negara berdaulat sedang berbenah meningkatkan jumlah, dan kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) sebagai bagian diplomasi pertahanan. Setujukah ? Kalau saya setuju sebagai diplomasi pertahanan, bagaimana dengan Anda ?

Ada contoh nyata bagaimana sebuah negara yang angkatan bersenjatanya kuat, China pun berfikir panjang menganeksasi yaitu Taiwan. 

Contoh nyata lainnya bagaimana bisa negara kota seperti Singapura memiliki Jet Tempur Siluman F-35. Tentu ini sebagai cara menunjukkan kepada negara sekitarnya "kami ingin damai, tapi jangan coba-coba menyerang".

Karena perang melawan negara yang siap akan membutuhkan biaya yang besar dan menguras sumber daya termasuk nyawa, sehingga negara agresor akan berfikir panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun