Dalam scene juga ada pembahasan tentang Google maps. Razny menjelaskan itu sebenarnya menjadi paradoks kharakter sang anak yang lebih modern dan itu bisa jadi solusinya.
Tapi bukan itu solusinya dalam film ini, itu kenapa smartphone nya harus mati ditengah perjalanan. Solusinya memang harus keterbukaan, komunikasi harus terjadi antar manusia bukan teknologi.
Wardrobe yang digunakan secara konsep datang dari Razny, ia telah kebayang kharakternya seperti apa ? karena hubungan dengan Jakarta maka wardrobe berwarna orange.Â
Tapi wardrobe ini tidak sekedar warna aja tapi ada maknanya sesuai kharakter, sang Ayah yang keras kepala digunakan pakaian warna hitam, sedangkan Sobari sang anak menggunakan warna ceria orange. Botol minum juga orange, dimana Jakarta hadir, bukan sebagai apa yang mereka lewati tapi juga ada di diri mereka.
Dialog dalam film Istiqlal ini 70 persen sesuai script dan 30 persen improvisasi. Sebenarnya tujuannya ada ruang improvisasi agar tetap terjalin diskusi.
Apalagi pemeran tokoh Babeh ini juga keturunan Betawi asli, tim produksi menyesuaikan gimana cara berbicaranya mengalir sesuai karakter sang pemeran.
Pemeran tokoh utama banyak kasih masukan yang di exercise oleh penulis dan sutradara. Beberapa improvisasi di ambil dan tidak di retake karena sesuai dengan script.
Pilihan musik marawis berangkat dari penulis yang berasal dari sekolah Islam, dan sesuai dengan latar di bulan Ramadhan. Menuju akhir (adegan terakhir) butuh musik yang intimite dengan mengusung musik-musik film-film Jepang bertema keluarga.
Film pendek ini menggunakan kamera mirorless Sony A7 mark II 2018 dengan setting cinema dan penggunaan lensa tambahan agar lebih detail dalam megapixel. Editing hasil visual menggunakan Adobe Premiere.
Razny mengakui kenapa belum menggunakan kamera pro karena terbatas bujet sebesar Rp.75 juta. Pembiayaan film pendek ini dari pendanaan pemenang pitching film pendek yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta (cikal bakal Jakarta Film Week) yang awalnya sebesar Rp.50 juta kemudian bertambah.Â