Ini adalah tahap rekonstruksi diri dan penerapan pengetahuan yang didapat saat fase induction, di mana resident sudah bisa diberi tanggung jawab dan wawasan mengenai hidup dalam sekumpulan orang yang disebut family (keluarga).Â
Fase ini juga merupakan tahap di mana perwujudan dari "blind faith" di mana resident menyadari dan percaya bahwa program yang dijalankan dapat memulihkan dirinya dari ketergantungan narkoba.
Resident akan menerima peran tanggung jawabnya di divisi yang ada direhabilitasi. Pada periode 2015-2019 ada divisi kitchen, housekeeping, dan loundry yang dikepalai oleh Head.
Para resident akan menjalankan tanggung jawab dari kepala (head) divisi masing-masing dan mendapatkan pengawasan dari Co-Expeditors (pengawas disiplin). Pada fase ini untuk melatih dan mendorong menyelesaikan isu yang berkembang di komunitas dengan 50 % supervisi.Â
Dalam penerapannya agar bisa berhasil ada 3 program yang harus berjalan simultan dan bersinergi satu sama lain:
Pertama, behaviour management shaping, program membentuk tingkah laku di mana resident mengelola kembali tujuan hidup masing-masing, agar nantinya terbentuk perilaku yang sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat umum.
Para resident akan diberikan walking paper yang menjadi acuan bagi mereka dalam menjalankan program. Setiap pagi di morning meeting mengucapkan sumpah janji bahwa mereka berjuang untuk pulih dan menyampaikan apa yang dilakukan di 24 jam kebelakang.
Peran dan tanggung jawab akan diberikan sebagai simulasi kehidupan di dunia nyata. Simbol-simbol perilaku ditanamkan yang diulang setiap harinya, contohnya setiap orang hanya berhak satu cantolan baju, pakaiannya yang digantung dalam posisi rapi tidak ada yang tergulung lengannya atau celana panjangnya, kamar harus bersih yang di cek dengan ujung jari oleh Coordinator Resident (apakah ada debu?), tempat/box alat mandi harus tidak ada airnya setetes pun (menghindari ada jamur yang berkembang), Dan Lain Lain (DLL)
Kedua, anger management, program mengendalikan emosi dan psikologi, di mana resident diedukasi teknik-teknik psikologis yang bersifat life skills. Teknik ini berupa pengendalian diri, manajemen konflik, teknik bagaimana menghindar dari pergaulan atau kelompok pengguna dan resolusi emosi personal.
Beberapa contoh, pasien bila melakukan kesalahan akan mendapatkan pembelajaran dengan tugas menulis di secarik kertas putih sebanyak 3000 kata, harus lurus dan dapat dibaca.Â