Rehabilitasi narkoba sudah tahu belum? Nah, daku akan bercerita pengalaman hidup yang bisa dibilang penuh insight di mana pecandu narkoba dapat berubah perilakunya.
Tulisan ini merupakan catatan hidup daku (saya) ketika bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA yang merupakan unit di bawah Instalasi MPE dan Rehabilitasi NAPZA RSKO Jakarta. Daku bertugas dikisaran pertengahan tahun 2015 sampai dengan januari 2019.Â
Tempat ini di mana para pecandu narkoba dapat diubah perilaku negatifnya, tapi sepertinya belum begitu "bergaung" di kuping masyarakat, baik itu lokasinya, programnya dan apa yang dicapai setelah rehabilitasi narkoba tuntas.
Pemikiran itu daku dapatkan ketika bergaul dibanyak komunitas seperti traveling, content creator, film, bangunan tua, seni dan budaya.Â
Ternyata banyak yang tidak tahu, mereka hanya tahu kalau RSKO Jakarta menjadi tempat di mana artis direhabilitasi narkoba setelah ditangkap Kepolisian....kalau hal ini fix banyak yang tahu, karena beredar luas di media mainstream.
Selain itu, mayoritas masih berpikiran teknik pemulihan kecanduan narkoba semata-mata dengan pemberian obat-obatan medis yang dikurangi dosisnya perlahan.Â
Bahkan, ada yang ekstrem pemikirannya, dimandiin dengan kepala dilelepkan di gentong air saat sakaw....addduuhhhh.....no...no...tidak terjadi...
Kembali di tahun 2015 s/d Januari 2019 di mana daku masih bertugas di sana, mereka (pecandu) tidak hanya mendapatkan penanganan medis saja, tapi juga diberikan metode psikososial, perubahan perilaku negatif pecandu dan bimbingan rohani.
Prosesnya dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan/test narkoba, wawancara dan asesmen medis yang dinamakan Addict Severity Index (ASI). Tes ini nantinya dapat menentukan metode terapi yang digunakan dan dibutuhkan oleh resident (sebutan pecandu narkoba setelah masuk rehabilitasi) nantinya.
DETOKSIFIKASI