Bahkan hingga 2030 dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030, persentase bagi pembangkit Energi baru terbarukan (EBT), yakni 52 persen, sedangkan pembangkit energi fosil masih digunakan 48%.Â
Data ini menunjukkan hingga 2030, Indonesia akan masih menggunakan pembangkit listrik dengan sumber energi fosil dengan persentase yang besar (48 %).
Untuk itu kita harus berfikir penghematan penggunaan listrik di rumah untuk membantu Pemerintah dan secara tidak langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (48 % PLTU energi fosil).
Beruntungnya Daku telah mendesain rumah secara Green House sehingga penerangan di  beberapa sudut ruangan rumah menggunakan cahaya matahari.
Cara Daku menghemat listrik lainnya dengan tidak menyalakan listrik bila tidak diperlukan atau tercukupi pencahayaan dari kotak cahaya dan jendela. Kemudian mencabut colokan yang terhubung dengan alat elektronik bila tidak dipakai.
Istana kecil ku ini tersedia 2 (dua) toren air agar kapasitas air yang tertampung besar, sehingga akan membuat menyalanya pompa air tidak terlalu sering.Â
Kemudian menyediakan bak air dibawah kran untuk wudhu agar air tidak langsung terbuang tetapi tertampung. Nantinya air ini digunakan untuk menyirami tanaman melalui alat tetes air otomatis. Cara ini terlihat sederhana tapi mendukung sustainable.
_
Sustanaible Terapkan Memilah Sampah dan Metode 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di Rumah
Sampah kian menjadi perhatian seiring meningkatnya pencemaran yang ada di tanah, laut hingga udara. Kasus penumpukan sampah plastik juga menjadi masalah yang perlahan mengancam.