Berawal dari rumah, manusia bisa memulai bergerak, berinovasi dan melangkah lebih jauh demi masa depan yang lebih baik. Keberlanjutan manusia dan Bumi yang kita pijak tentu dapat pula dimulai dari rumah.
Lahirnya penemuan, pemikiran visioner dan awal terbentuknya perusahaan besar bila melihat catatan sejarah ada yang dimulai inovasinya dari rumah, diataranya ; Microsoft, Dell, Google, Amazon, Apple, Hewlet Packard (hp), Yankee Candles, Disney, Harley Davidson, dan Mattel.
Jadi perubahan itu dapat dimulai dari rumah, dimana aksi mendorong isu sustainable, ikut menjaga kelestarian lingkungan juga dapat dimulai dari sudut-sudut rumah. Kelestarian lingkungan hidup berhubungan erat dengan keberlanjutan Manusia dan Bumi.
Dalam konteks kelestarian lingkungan, keberlanjutan (sustainable) itu merupakan kemampuan bumi dan isinya untuk dapat bertahan dari kepunahan.Â
Bila kita bicara keberlanjutan di Indonesia kita bisa melihat apa yang dilakukan oleh Elnusa Petrofin, kamis, 15 juni 2023 Â ( DI SINI ) dengan menanam 200 bibit pohon trembesi di Aceh.
Sedangkan penanaman 800an bibit pohon trembesi lainnya secara bertahap akan dilaksanakan di 82 wilayah operasional Elnusa Petrofin di seluruh indonesia selama bulan Juni-Juli 2023Â
Penanaman pohon trambesi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 0,0011% dengan menyerap 28.500 Ton CO2eq.
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) amat berkontribusi terjadinya perubahan iklim, yang berdampak pada kesehatan manusia, pola cuaca, ekosistem, dan kenaikan permukaan laut.Â
Terus ! apa yang bisa Daku (saya) lakukan di rumah untuk mendukung keberlanjutan Manusia dan Bumi di masa depan ? ini cara Daku  ;
_
Menanam Bibit Pohon dan Tanaman Hias Di Sekitar Rumah bagian dari Sustainable
Buat pribadi-pribadi di muka Bumi tentu akan sulit mengikuti jejak Elnusa Petrofin dengan menanam 1000 bibit pohon trembesi, tetapi kita dapat menanam tanaman / pohon disekitar rumah.Â
Daku (saya) ingat sekali saat pertama kali menempati rumah di Cikeas Udik tahun 2013. Bersama para tetangga menanam sekitar 23 bibit pohon. Kebetulan di depan rumah merupakan area terbuka hijau seluas 300 meter persegi.Â
Bibit pohon yang Daku dan para tetangga tanam dari sirsak, mangga arum manis, mangga mana lagi, rambutan, klengkeng, jambu biji, jambu air, karet kebo, kelapa, pinang, ceri, ketapang, pepaya dan nangka.
Tapi saat ini area terbuka hijau di depan rumah yang tersisa hanya 150an meter persegi karena sisanya lahannya digunakan untuk dibuat lapangan bulutangkis dan gedung serbaguna.
Kami tidak kekurangan akal dengan pinggir lapangan bulutangkis ditanami pohon-pohon agar jumlah pohon tidak berkurang. Para tetangga di gang rumah Daku yang terdiri dari 4 (empat) rumah sepakat didepan rumah ditanami tanaman hias dan satu pohon.
Rumah ku di Cikeas Udik berada pada posisi hook, pada bagian sisi kiri rumah yang hook ditanami 3 (tiga) pohon ceri. Menanam pohon merupakan cara mendukung sustainable dengan menurunkan suhu lingkungan, memberikan perlindungan teriknya sinar matahari, debu, dan angin kencang.Â
Dampak lainnya dapat menghemat energi listrik, dari turunnya suhu lingkungan dapat membatasi penggunaan pendingin ruangan (AC) hingga kipas angin.
_
Mendesain Rumah dengan Konsep Green House Mendukung Sustainable
Tahun 2013, sepuluh tahun lalu Daku merenovasi rumah yang berada di perumahan daerah Cikeas Udik, Gunung Puteri, Bogor. Rumah itu merupakan rumah pertama Daku beli.
Cikeas Udik sepuluh tahun lalu merupakan kawasan yang masih sejuk karena banyak kebun rakyat dan pohon-pohon besar. Daku berfikir sepertinya bagus apabila rumah ini direnovasi berkonsep green house bersatu dengan alam.
Green house atau rumah hijau yang Daku harapkan mempunyai orientasi hunian yang dapat menunjang kehidupan yang lebih sehat. Daku pernah membaca bahwa konsep rumah ini membantu menciptakan lingkungan ramah bagi kesehatan dan keberlanjutan hidup untuk penghuninya.
Beberapa elemen penting yang sebaiknya ada pada green house antara lain sebagai berikut :
- Menggunakan banyak bukaan jendela untuk memperlancar sirkulasi udara masuk dan keluar
- Menambahkan beberapa tanaman hias dihalaman rumah
- Menggunakan material yang ramah lingkungan
- Memanfaatkan panel surya sebagai sumber bahan bakar listrik
- Menggunakan resapan air untuk mencegah banjir di musim penghujan
Dari 6 (enam) point tersebut, hanya satu point yang saja belum bisa daku terapkan di rumah yaitu pemanfaatan panel surya. Daku sempat menghubungi provider panel surya ternyata salah-satu syarat nya daya listrik tidak bisa dibawah 2200 watt, rumah yang Daku huni daya listriknya 1300 watt.
Untuk menyiasati tidak adanya panel surya, Daku membuat kotak cahaya yang pencahayaannya berasal dari sinar matahari langsung.Â
Atap rumah dibuat kotak cahaya dari bahan transparan fiber glass seluas 1,5 x 1,5 meter yang membuat cahaya masuk ke dalam ruangan. Ada 2 ruangan yang Daku gunakan kotak cahaya yaitu ruang keluarga dan kamar tidur belakang.
Ditambah, Daku mendesain salah-satu ruangan terbuka tanpa atap di sudut hook diantara dapur (depan sisi kiri rumah) dan kamar mandi (belakang kiri rumah).Â
Ruangan terbuka ini difungsikan sebagai pentransfer cahaya ke dapur, kamar mandi dan ruang tamu. Selain itu ruangan ini menjadi sumber sirkulasi udara ke penjuru rumah.
Pikir ku, untuk memperlancar sirkulasi udara tidak hanya dengan memperbanyak jendela saja, tapi juga ditambahkan kotak udara dibagian depan dinding muka rumah dan sisi hook rumah.
Agar rumah lebih terasa sejuk, Daku meninggikan bangunan 4 meter dari lantai sampai eternit dimana standarnya dikisaran 3 meter. Kekurangannya memang apabila lampu rusak / mati maka akan sulit menggantinya, butuh menggunakan alat bantu.
Terdapat juga satu titik di halaman rumah yang dibuat sumur resapan, walaupun tidak besar tapi dapat bermanfaat menyerap air ke tanah agar tidak terbuang ke got / selokan.Â
Halaman rumah pun kami tanamani tanaman hias yang membuat rumah terlihat asri, indah, dan menjadi salh-satu sumber oksigen.
Keuntungan mendesain rumah dengan konsep green house ialah menghemat listrik, ruangan lebih sejuk, dan sehat. Rumah green house juga mendukung keberlanjutan manusia dan bumi.
_
Penghematan Penggunaan Listrik di Rumah Dukung Sustanaible
Daku membaca siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 050.Pers/04/SJI/2023 tertera pembangkit dengan sumber energi fosil dimana PLTU menempati porsi terbesar dengan 13,819 GW.
Bahkan hingga 2030 dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030, persentase bagi pembangkit Energi baru terbarukan (EBT), yakni 52 persen, sedangkan pembangkit energi fosil masih digunakan 48%.Â
Data ini menunjukkan hingga 2030, Indonesia akan masih menggunakan pembangkit listrik dengan sumber energi fosil dengan persentase yang besar (48 %).
Untuk itu kita harus berfikir penghematan penggunaan listrik di rumah untuk membantu Pemerintah dan secara tidak langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (48 % PLTU energi fosil).
Beruntungnya Daku telah mendesain rumah secara Green House sehingga penerangan di  beberapa sudut ruangan rumah menggunakan cahaya matahari.
Cara Daku menghemat listrik lainnya dengan tidak menyalakan listrik bila tidak diperlukan atau tercukupi pencahayaan dari kotak cahaya dan jendela. Kemudian mencabut colokan yang terhubung dengan alat elektronik bila tidak dipakai.
Istana kecil ku ini tersedia 2 (dua) toren air agar kapasitas air yang tertampung besar, sehingga akan membuat menyalanya pompa air tidak terlalu sering.Â
Kemudian menyediakan bak air dibawah kran untuk wudhu agar air tidak langsung terbuang tetapi tertampung. Nantinya air ini digunakan untuk menyirami tanaman melalui alat tetes air otomatis. Cara ini terlihat sederhana tapi mendukung sustainable.
_
Sustanaible Terapkan Memilah Sampah dan Metode 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di Rumah
Sampah kian menjadi perhatian seiring meningkatnya pencemaran yang ada di tanah, laut hingga udara. Kasus penumpukan sampah plastik juga menjadi masalah yang perlahan mengancam.
Sejarah mencatat terjadi ledakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Luewigajah, Cimahi (21/2/2005) dan kebakaran di TPA Putri Cempo, Solo (16/9/2023) karena tumpukan sampah yang menggunung.
Setiap 2 kali seminggu, perumahan saya di Cikeas Udik mendapatkan layanan pengambilan sampah. Tapi tidak semua sampah di rumah diletakkan di tempat sampah yang nantinya diambil oleh layanan pengambilan sampah.
Kami di rumah menerapkan memilah sampah antara sampah organik dan non organik. Selain itu untuk sampah plastik menggunakan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Untuk sampah organik seperti sisa makanan seperti tulang dan daging, kami berikan ke kucing-kucing yang berkeliaran di sekitar rumah. Sisa potongan sayur-sayuran dan daun-daun kami letakkan di sudut pembuangan sampah organik yang nantinya digunakan untuk pupuk tanaman.
Adapun untuk mengurangi sampah plastik (Reduce), pada saat belanja membawa tas belanja yang besar sehingga mengurangi penggunaan kantong plastik.
Plastik-plastik botol minuman yang masih bisa dipakai (Reuse), Kami gunakan untuk membuat alat tetes air untuk menyiram tanaman. Sedangkan yang tidak bisa kami gunakan, diberikan kepada pengumpul sampah plastik yang nantinya di Recycle.
Dimulai dari rumah kita mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
_
Salam hangat,Â
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan IÂ Instagram @andrie_ganÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H