Pemimpin aksi didalangi oleh 3 (tiga) pegawai berprofesi pengasuh pasien yaitu Darta, Kumal dan Henry. Mereka pun melebarkan kekuatan kelompok utama dengan mengajak Bragan salah seorang pegawai yang sedang berseteru dengan Kepala Rumah Sakit dan Enoy seorang juru catat penyakit yang sebelumnya kena dirotasi.Â
Bragan merupakan seorang pedagang, konten kreator yang memiliki kesukaannya nonton film-film spionase. Ia pun diminta pertimbangannya oleh 3 pemimpin demonstrasi bagaimana bentuk demonstrasi untuk menjatuhkan Direksi Rumah Sakit dan tuntutan insentif disesusuaikan dengan Insentif Standar Kerajaan (ISK).
Sebetulnya Rumah Sakit Tukang Mabok (RSTM) sudah termasuk dalam daftar penerima Insentif Standar Kerajaan (ISK) yang ditanda-tangani oleh Direktur Jawatan Kesehatan-Departemen Hidup Sehat.
Tapi karena Undang-Undang Kerajaan (UUK) menyebutkan Badan Layanan Rakyat (BLR) tidak berhak menerapkan Insentif Standar Kerajaan (ISK), maka para pegawai Rumah Sakit Tukang Mabok (RSTM) tidak bisa menerima insentif berdasarkan standar tersebut.
Sebelumnya memang sudah ada aksi demonstrasi tapi kurang berdampak. Nah para pemimpin demonstrasi sebelumnya (belum mengajak Bragan dan Enoy) menginginkan demonstrasi berikutnya bisa berdampak dan tidak dianggap angin lalu oleh Direksi Rumah Sakit.
Tapi Bragan dan Enoy menolak didepan para pemimpin demonstrasi untuk menjatuhkan Direksi Rumah Sakit karena memang tujuan utamanya menuntut Insentif Standar Kerajaan (ISK) dengan pencabutan status Badan Layanan Rakyat (BLR).Â
Walaupun Bragan berseteru dengan Kepala Rumah Sakit, tapi menjatuhkan seseorang dari jabatannya secara kurang baik tidak hanya akan menyakiti para kepala Rumah Sakit dan juga keluarga besarnya.Â
Akhirnya demonstrasi pun ditetapkan hanya menuntut insentif disesuaikan dengan Insentif Standar Kerajaan (ISK). Pernyataan bersama menuntut pengunduran diri Direksi Rumah Sakit yang sudah ditandatangi sekitar 150an pegawai akhirnya disimpan Darta tidak digunakan.
Aksi demonstrasi pun disusun, para kelompok khusus ini mendekati para kepala-kepala unit kerja yang dianggap bisa diajak untuk bergabung dari unit kerja peracik obat, unit kerja pencatat penyakit, kelompok pengasuh pasien, dan unit-unit kerja di lantai 1 dan 2.
Kemudian dirancanglah aksi damai yang ditetapkan tanggal 15 januari 2014 berupa : demonstrasi tidak perlu lama (10 menit) hanya foto kumpulan pegawai dengan spanduk bertuliskan "Kepada YTH Raja, Kami menuntut Insentif Standar Kerajaan (ISK)"Â tanpa teriak-teriak dan membuat gaduh.
Dilanjutkan dengan sms ke layanan pengaduan kerajaan nomor 9949 berbunyi : pegawai RSTM menuntut Insentif Standar Kerajaan (ISK).Â