Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Wisata Gastronomi: Menjejak Penjual Kopi Bubuk Tertua di Bogor, Bah Sipit

30 Juli 2023   12:01 Diperbarui: 31 Juli 2023   13:50 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Bugi (Kompasianer) meracik kopi secara manual I Sumber Foto: Dokumentasi pribadi

Wisata gastronomi juga dapat melibatkan kegiatan edukasi mengenai sejarah, bagaimana usaha kuliner dijalankan, dan ikut terlibat dalam menyiapkan bahan, mengolah dan menyajikan kuliner.

Itu yang Daku rasakan saat menjejak di teras rumah Bah Sipit dan kedai kopi yang sudah ada sejak 1925 di Jalan Empang no 27, Bogor.

Sabtu itu, seorang perempuan berwajah oriental berambut pendek menyambut kami. Ia mengenakan pakaian bermotif broken white dengan menggunakan bawahan seperti celemak.

Pengelola Kedai Kopi Bah Sipit I Sumber Foto: Dokumentasi pribadi
Pengelola Kedai Kopi Bah Sipit I Sumber Foto: Dokumentasi pribadi

Perempuan ini memperkenalkan diri bernama Nancy Yusuf Wahyuni yang merupakan cucu dari Bah Sipit. Ia yang saat ini bertanggung jawab mengelola Kedai Kopi Bah Sipit.

Nancy bercerita, Bah Sipit mulai berdagang sejak 1925 tapi awalnya tidak mengkhususkan menjual Kopi, tapi juga kebutuhan pokok dan barang kelontong. Dengan berjalannya waktu, Kopi menjadi dagangan unggulan di tokonya.

Bah Sipit merupakan panggilan dari orang-orang dilingkungannya, nama aslinya Yoe Hong Keng. Nama warung atau toko ini akhirnya menggunakan nama panggilannya.

Lingkungan di mana kedai kopi ini berada ditinggali warga keturunan arab yang amat menyukai minum kopi. Itu kenapa kedai kopi yang dulunya toko ini masih mampu bertahan hingga saat ini.

Bah Sipit memulai bisnis pengolahan kopi bubuk menggunakan merk "Kopi Bubuk Bah Sipit" dengan cap kacamata sebagai logo. Bukan sebuah kebetulan bah Sipit berkacamata.

Mompreneur ini mengkisahkan bahwa 2 (dua) tahun lalu bisa saja Kedai Kopi Bah Sipit ditutup. Waktu itu Nancy sudah memiliki pekerjaan dan tinggal di tangerang sedangkan saudara kandungnya menetap diluar negeri.

Legacy, yang membuat Kedai Kopi Bah Sipit tetap bertahan, mungkin bukan karena legacy keluarga bisa jadi kedai kopi ini tidak dipertahankan. Usaha ini peninggalan keluarga yang membanggakan karena diapresiasi sebagai kopi legendaris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun