Sejak 2009, saya termasuk seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang suka traveling dan blogging, bahkan gara-gara suka menulis cerita traveling sempat memperoleh status nominees tunggal Best Member Backpacker Jakarta di tahun 2014.
Saya suka traveling karena mengingat sewaktu kecil jarang sekali jalan-jalan, jadi seperti balas dendam. Tapi selain mengeluarkan uang untuk hobi, saya juga menyisihkan rezeki untuk investasi dengan menabung di Bank dan membeli sejumlah emas. Saya lakukan itu demi masa depan, dimana  salah-satu untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah.
Mimpi Memiliki Rumah Terwujud
Kebutuhan akan rumah merupakan kebutuhan primer bagi umat manusia berbagai era, termasuk bagi diri saya sendiri. Saya termasuk orang yang beruntung berkesempatan memiliki rumah.Â
Situasi itu terjadi di tahun 2012 ketika Almarhum Kakak 'Satria Adhi' mengajak untuk menemani mencari rumah demi kebutuhan primernya dan pesan Almarhum Bapak. Ternyata Bapak pernah berucap kepada Almarhum Kakak bahwa dirinya lebih bangga bila anak-anak bisa membeli rumah dengan hasil keringatnya sendiri.
Berujung saya pun tertarik dan mengikuti jejak Almarhum Kakak untuk memiliki hunian perumahan. Rumah yang akhirnya kami miliki berlokasi di Cikeas Udik, Gunung Puteri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat walaupun kami berbeda blok. Pembiayaan untuk kepemilikan rumah kami berdua melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Saya mengajukan KPR Bersubsidi selama 10 tahun untuk kepemilikan rumah Rumah Minimalis Sederhana type 21 dengan luas bangunan 21 meter dengan luas tanah 82 meter.
Sebetulnya ukuran luas tanah rumah saya hanya 60 meter persegi, tapi karena berada di hook mendapatkan kelebihan tanah 22 meter. Selisihnya tersebut dibayarkan tunai sebesar Rp.8,8 juta (per meter 400 ribu).
Buat teman-teman ketahui, KPR Bersubsidi adalah Kredit/pembiayaan pemilikan rumah yang mendapat bantuan dan/atau kemudahan perolehan rumah bagi pemerintah berupa dana murah jangka panjang dan subsidi perolehan rumah.