Pada saat kami tiba, sedang terjadi persiapan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77. Para peserta upacara bergaya ala pejuang Kemerdekaan, mereka layaknya cosplay.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini terletak di Jalan Imam Bonjol 1, Menteng, Jakarta. Sebelumnya bangunan ini merupakan tempat tinggal milik Laksamana Muda Tadashi Maeda. Sang Laksmana merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Indonesia pada masa Perang Pasifik.
Kak Ira Latief menjelaskan bahwa Laksamana Muda Tadashi Maeda sendiri merupakan seorang tokoh yang berperan cukup penting dan amat berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia. Ia sangat mencintai Indonesia, dalam sebuah foto hitam putih, terlihat ia berfoto dengan keluarga menggunakan lurik Jawa.
Dirinya mengizinkan rumahnya untuk dijadikan tempat perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia, berdampak ia dianggap penghianat ketika kembali ke negaranya.
Sebagai tempat tinggal, gedung ini amat luas dengan luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi. Bangunan di desain dengan gaya arsitektur Eropa beratap genteng.
Pada 16 Agustus 1945, Gedung ini menjadi saksi disusunnya perumusan naskah Proklamasi Indonesia. Naskah Proklamasi dirancang di Gedung ini oleh Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo, dan Sayuti Melik (juru ketik).
Gedung ini memiliki empat ruangan di lantai satu yang menyimpan berbagai koleksi. Ruang Pertama menjadi tempat peristiwa bersejarah pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi Indonesia.
Ruangan Kedua menjadi tempat naskah proklamasi yang asli ditulis tangan oleh Soekarno. Selain itu, juga akan diperlihatkan sewaktu Soekarno bersama Hatta dan 50 orang Bapak bangsa lainnya mengumandangkan Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur.
Ruangan Ketiga, terdapat sebuah piano yang merupakan tempat di mana Soekarno-Hatta menandatangani naskah proklamasi Indonesia.