Kompasiana sudah berusia 13 tahun menjelang 14 tahun. Sebagai platform menulis di dunia digital, ternyata Kompasiana mampu bertahan lebih dari satu dekade, dimana sudah banyak platform digital lain yang bertumbangan.
Platform menulis Kompasiana yang sering dipanggil dengan singkatan "K" ini tidak hanya  User Generated Content (UGC). K ternyata bukan sekedar platform untuk menempatkan konten bagi usernya, tapi memiliki keterikatan dengan usernya melalui komunitas dan program-programnya yang selalu update.
Walaupun Kompasiana memiliki keterikatan dengan user nya secara offline dan online, ternyata ada fakta menarik yang terungkap di acara KURSOR. Kompasianers lama maupun Kompasianers baru masih banyak yang kesulitan ketika ingin bergabung dengan komunitas di K.
Untuk itu Kompasiana membuat sebuah acara offline yang menghadirkan 30 kompasianers dari perwakilan komunitas dan kompasianers.Â
Kegiatan Kursor (Kumpul Rame Sore-Sore) K hadir pada, Jumat 10 Juni 2022, menjelang Adzan Maghrib di The H Tower, Jakarta Selatan. Kursor kali ini dengan topik "Eksplorasi Tanpa Batas" yang menghadirkan COO Kompasiana, para kepala divisi Kompasiana dan salah-satu perwakilan dari Kompas Gramedia sebagai pembicara.
Beberapa topik dibahas pada sore itu, dari perkenalan New World Kompasiana yang disampaikan oleh Widha Karina (Kompasiana Content Group Head at PT Kompas Cyber Media), dan NFT menjadi produk Kompas Gramedia oleh Hilam Taufani, serta Kevin Anandhika Legionardo (Community Lead at Kompasiana) yang membahas Community Group Channel.
Diantara 3 hal yang dibahas di kegiatan Kursor, daku akan membahas tentang Community Group Channel yang diperkenalkan oleh Admin K yang daku bilang paling dikenal oleh kompasianers yakni Kevin.
Sebagai seorang kepala divisi komunitas, yang daku perhatikan secara online (Whats App Group) dan offline, Kevin mau bersedia dan tidak menunjukkan kekhawatiran kebisingan saat membalas chat kritik & masukan, bercanda, tegur sapa, mengobrol dengan para kompasianers.Â
Kritik dan masukan itu wajar bagi sebuah brand, bahkan keluhan pelanggan dan responnya merupakan bagian penting dari standart akreditasi dan ISO (The International Organization for Standardization).
Pastinya sebagai pegawai K, hal yang Kevin lakukan bisa membawa citra baik bagi perusahaan dan pantas bila dirinya sebagai Community Lead at Kompasiana. Bisa dikatakan saat ini Kevin lah yang menggawangi komunitas di Kompasiana dan ikut mengawal usulan Community Group Channel.Â
Jadi apa sih Community Group Channel ?
***
Pria tinggi  besar yang suka berolahraga si kulit bundar ini berdiri di depan layar lalu mengucap gimmick "Kaku banget pada diem-dieman begitu !"
Kemudian Kevin mulai memperkenalkan Community Group Channel diawali dari keresahan Kompasianers baru yang sulit menemukan dan mendaftar menjadi anggota (member) komunitas di platform K, dan ternyata hal ini juga dialami oleh kompasianers lama dan pegawai K sendiri.
Aduuhh Kevin, ente pantesan bikin Community Group Channel.Â
Lanjut Kevin, dalam KURSOR kali ini dirinya ingin mendapatkan feed back apakah efektif atau tidak dari perwakilan komunitas-komunitas dan kompasianers atas rencana yang mau di coba Kompasiana.Â
Tambahnya, kesulitan Kompasianers menemukan komunitas disebabkan karena tidak ada index di Kompasiana mengenai Komunitas. Untuk menemukan puluhan komunitas, kompasianers baru butuh effort dimana mereka harus scrolling ke instagram anggota komunitas K, masuk ke halaman event, dan melihat share anggota komunitas di sosial media. Mereka butuh step-step untuk menemukan komunitas.
Tentunya karena hal tersebut ditambah 2 tahun pandemi Covd-19 melanda berdampak komunitas-komunitas di K menjadi slow down, stagnan, membernya jadi boaring dengan acara-acara online dan butuh acara-acara offline. Pertumbuhan variasi acara dan jumlah member di komunitas K juga akhirnya mengalami stagnansi.
Kevin membuka tabir bahwa K akan mencoba aktivasi kembali komunitas yang vakum, contohnya komunitas olahraga. Sangat disayangkan, karena peminatan olahraga merupakan ruang yang cukup besar, karena banyak penulis olahraga dan pecinta olahraga di Kompasiana.
Menurut Kevin, K mencoba untuk membentuk dan menyuburkan komunitas yang organik (komunitas terhadap minat tertentu dan daerah tertentu), karena ini akan membuat lebih cepet kompasianers yang bergabung di komunitas, dan membuat komunitas itu bertahan.
K saat ini mencoba melakukan benchmarking grup-grup digital untuk pengembangan Community Group Channel. K mempelajari dan benchmarking 5 sampai dengan 6 platform digital. Ya, ATM lah, Amati Tiru, Modifikasi.
Tujuan dari aksi ini agar Community Group Channel memberi dampak pada value komunitas menjadi meningkat, komunitas makin variatif, member komunitas bertambah, event semakin variatif, dan eksistensi komunitas.
Apa sih yang coba K usulkan atau rencanakan dari  Community Group Channel ?
Pertama, Mengusulkan Buat Community / Group Page di Kompasiana
Sepertinya Community / Group Page itu 11-12 dengan homepage / fanpage / halaman Facebook yang digunakan oleh Komunitas untuk menjadi rumah virtual bagi member-member nya.Â
Selain itu kegunaan dari Group Page memungkinkan para member komunitas dapat saling berdiskusi, dan menunjukkan identitas komunitas.
Kedua, Membuat Event di Halaman Group Listing Event Community
Komunitas dengan halaman group ini bisa membuat pengumuman event-event yang diselenggarakan. Sehingga para Kompasianers non komunitas dapat mengetahui dan mengikuti event yang berlangsung di group page.
Pada index ini bisa merangkum event komunitas yang lebih terintegrasi menjadi etalase tersendiri, sehingga dapat dilihat oleh para Kompasianers. Jadi nantinya komunitas bisa lebih hidup dan ada kemungkinan bertambahnya member.
Ketiga, Sharing File dan Media
Untuk yang ketiga sharing file dan media dimana komunitas dapat membuat index file (panduan) layaknya perpustakaan bagi komunitas. Contohnya komunitas KOMIK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) yang memberikan beberapa file sebagai panduan.
Media seperti foto dan video dapat diletakkan di Group Page sehingga member lain dapat membaca dan melihatnya. Hal itu tentunya bermanfaat bagi kompasianers calon member komunitas.
Keempat, Content Collaboration For Community
Usulan keempat ini dapat memberikan manfaat bagi kompasiners yang tergabung dalam komunitas. Artikelnya akan menandakan dimana dan untuk siapa artikel tersebut ditayangkan.Â
Komunitas dan kompasianers bisa memunculkan identitas sebagai anggota/member komunitas. Tentunya ini akan membuat keterikatan yang kuat member dan komunitas.
Kelima, Customize Community Page
Komunitas yang telah membuat group page dapat memodifikasi rumahnya (homepage) nya sesuai identitas atau portofolio dari komunitas itu sendiri, sehingga memiliki daya tarik bagi pengunjung group page.
Keenam, Insert Banner
Komunitas bisa meletakkan banner untuk pengumuman informasi event atau patnership.
Ketujuh, Create Thread
Komunitas bisa membuat collaborative stories yang berdasarkan konten yang dibuat member. Nah, ini bakal cocok bagi komunitas ketika selesai melaksanakan event, para member yang mengikuti event bisa membuat thread dalam satu folder yang sama.
K dalam create thread mengusulkan dapat membuat e-magz secara sistem yang memudahkan komunitas. Tentunya hal ini akan bermanfaat bagi komunitas. E-Magz telah dipraktekkan oleh KOMIK. Semoga dengan kemudahan ini komunitas lain bisa memunculkan e-magz.
**
Community Group Channel baru merupakan usulan dan wacana dari Kompasiana bagi para komunitas dan kompasianers yang berminat menjadi member komunitas.Â
Nah, untuk mengetahui feed back dari komunitas dan anggotanya. Kompasiana mengajak seluruh pengelola hingga anggota komunitas memberikan insight seputar rencana pengembangan community group di Kompasiana, hingga perkembangan dunia komunitas, harapannya supaya ke depan event komunitas semakin marak dan masif.
Kompasianers dapat isi form di sini untuk memberikan feed back : bit.ly/39dnteX
Harapan daku (saya) untuk Kompasiana kedepan, agar Kompasiana tidak kehilangan identitasnya sebagai platform menulis yang dekat dengan usernya. Belum banyak platform menulis yang berinovasi menjadi social media blog yang dekat dengan interaksi antar user.
Penguatan interaksi antar user dapat menggunakan teaser yang berada di fitur menulis Kompasiana. Teaser ada baiknya tidak hanya diterapkan di search engine, tapi bisa juga digunakan di tampilan muka / halaman depan platform Kompasiana. Bahasa teaser merupakan bahasa organic penulis yang mengajak pembaca untuk mempir ke konten yang mereka buat..
Amati Tiru Modifikasi juga dapat diterapkan dengan mencontoh micro blog twitter dengan fitur status, retweet dan kutip tweet yang dapat juga dipakai di Group Page Komunitas atau tampilan muka Kompasiana. Elon Musk membeli saham mayoritas twitter dengan harga tinggi pastinya tidak hanya untuk menghabiskan uang saja tooo...Â
_
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Twitter @andriegan I Tiktok @andriegan I Instagram @andrie_gan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H