Kritik dan masukan itu wajar bagi sebuah brand, bahkan keluhan pelanggan dan responnya merupakan bagian penting dari standart akreditasi dan ISO (The International Organization for Standardization).
Pastinya sebagai pegawai K, hal yang Kevin lakukan bisa membawa citra baik bagi perusahaan dan pantas bila dirinya sebagai Community Lead at Kompasiana. Bisa dikatakan saat ini Kevin lah yang menggawangi komunitas di Kompasiana dan ikut mengawal usulan Community Group Channel.Â
Jadi apa sih Community Group Channel ?
***
Pria tinggi  besar yang suka berolahraga si kulit bundar ini berdiri di depan layar lalu mengucap gimmick "Kaku banget pada diem-dieman begitu !"
Kemudian Kevin mulai memperkenalkan Community Group Channel diawali dari keresahan Kompasianers baru yang sulit menemukan dan mendaftar menjadi anggota (member) komunitas di platform K, dan ternyata hal ini juga dialami oleh kompasianers lama dan pegawai K sendiri.
Aduuhh Kevin, ente pantesan bikin Community Group Channel.Â
Lanjut Kevin, dalam KURSOR kali ini dirinya ingin mendapatkan feed back apakah efektif atau tidak dari perwakilan komunitas-komunitas dan kompasianers atas rencana yang mau di coba Kompasiana.Â
Tambahnya, kesulitan Kompasianers menemukan komunitas disebabkan karena tidak ada index di Kompasiana mengenai Komunitas. Untuk menemukan puluhan komunitas, kompasianers baru butuh effort dimana mereka harus scrolling ke instagram anggota komunitas K, masuk ke halaman event, dan melihat share anggota komunitas di sosial media. Mereka butuh step-step untuk menemukan komunitas.
Tentunya karena hal tersebut ditambah 2 tahun pandemi Covd-19 melanda berdampak komunitas-komunitas di K menjadi slow down, stagnan, membernya jadi boaring dengan acara-acara online dan butuh acara-acara offline. Pertumbuhan variasi acara dan jumlah member di komunitas K juga akhirnya mengalami stagnansi.