Jadi tulisan itu tidak ada yang jelek, yang ada mungkin itu pembaca bukan tipe Anda...xi...xi..... Asyeekk...."Ngawur kan gue nulisnya.....he...he.."
Jadi buat kalian yang baru mau mulai, tulis saja apa yang Anda pikirkan. Ungkapin aja dulu daripada nyesel ntar keburu lupa apa yang mau ditulis. Tapi inget mulut mu harimau mu, jangan sampe masuk penjara.Â
_
2. Kita Tidak Merasa Sendirian di Kompasiana
Daku dahulu punya pengalaman memiliki blog pribadi ditahun 2008 yang sampai saat ini daku lupa apa nama blognya. Pada awal-awal jadi seorang yang mengaku katanya blogger, nyari pembaca dan interaksi di blog pribadi berasa kayak gali sumur.
Triwulan akhir 2008 daku pun mencoba salah-satu Content Communities yang huruf depannya K tapi bukan Kompasiana, ini  yang logonya Kuning. Gara-gara Content Communities ini daku dipanggil dengan sebutan Bro Agan.
Content Communities ini menjamin tingkat keterbacaan, minimal seratus viewer. Tapi, entah kenapa walaupun lumayan pembaca daku merasa sendirian.
Februari 2010, daku membuat akun di Kompasiana, kemudian membuat tulisan pertama tentang kenaikan tarif dasar listrik. Bayangin sebagai seorang pemula daku sudah mendapatkan pembaca 381 view (lumayan lah).
Content Communities Kompasiana dikenal dengan kedekatan antar usernya baik di dunia maya maupun dunia nyata. Bahkan, walaupun mereka akhirnya memiliki blog pribadi, kedekatan ini tidaklah pudar.
Kompasiana memiliki beberapa komunitas untuk para Kompasianers bergabung. Bagi pecinta traveling ada KOTEKA, pecinta film ada KOMIK, pecinta kuliner ada KPK, bahkan ada komunitas berdasarkan daerah dan minat.Â
Bagi user yang senang blogwalking baik itu memberi rating maupun comment, kalian akan akan mendapatkan balasan dibanjiri rating dan comment. Bahkan daku denger kabar ada group WA khusus berbalas kunjungan.