Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Alasan Content Communities K Pas Buat Blogger Pemula dan Hobby Menulis

28 Februari 2022   06:00 Diperbarui: 28 Februari 2022   06:04 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogger Pemula memulai di Content Commuities Aja dul I Sumber Foto : Canva Premium design by  Andri M

Namun, ada yang menyebut Kompasiana itu User Generated Content atau UGC dalam hal konten tulisan. UGC adalah konten yang dibuat oleh pengguna secara sukarela. Konten tersebut dapat berupa tulisan, ulasan, foto, maupun video yang mereka unggah ke internet. 

Bila saya menelaah dari penjelasan dewaweb.com ( DI SINI), UGC lebih kepada konten yang dibuat oleh creator. Bisa saja diletakkan di website, blog pribadi (blogspot atau wordpress), social media dimana digunakan untuk mencitrakan sebuah brand melalui para pembuat konten (user).

Mau apa pun Kompasiana atau K itu, ada 5 alasan kenapa Blogger Pemula dan yang hobi menulis sebaiknya meletakkan kontennya di Content Communities K ;

_

1. Tidak Terikat Peraturan, Bisa Menulis Apa Saja di Kompasiana

Blogger Pemula / orang yang baru mau menulis atau memiliki pemikiran menulis, biasanya ragu-ragu atau takut saat pertama kali memulai. Alasanya bingung nulis apa, dan ada saja yang mentakan takut dibilang tulisannya jelek.

Coba deh, kita baca tulisan Raditya Dika saat awal-awal jadi Blogger

"Menemukan buku untuk dibaca itu seperti menemukan pacar. Pertama-tama dilihat-lihat dulu dengan seksama, kalau cover-nya oke, baru deh dideketin. Bedanya, setelah ngerasa oke dengan pandangan pertama, bagian belakang bukunya bisa dipegang. Lah kalo nyari pacar dengan cara seperti itu (langsung pegang belakangnya) bisa ditabok kiri-kanan lah! Selanjutnya bisa ditebak, menemukan buku untuk dibaca berarti membaca lembaran demi lembaran pertamanya, kalau kita tertarik dengan paragraf pertamanya, kita akan baca lembaran berikut dan berikutnya dan berikutnya."

-tulisan Raditya Dika yg pernah di publish di radityadika.com

Daku yakin yang membaca tulisan Raditya Dika di atas, dari banyak pembaca akan menilai macam-macam. Pasti ada saja yang bilang, kok saya bacanya ngos-ngos'an. 

Ada pula yang generasi millenials dan Alpha berujar "njiirr ngungkapin perasaan gue banget nih". Selain itu mungkin ada yg mempertanyakan, "apakah tulisan ini telah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan Benar ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun