Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Indonesia Borong 126 Jet Tempur Twin Engine, Apa Urgensinya?

13 Februari 2022   06:00 Diperbarui: 15 Februari 2022   16:56 4574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Desault Rafale akan menjadi penjaga langit Indonesia I Sumber Foto : Canva Premium design by Andri M

TNI AU saat ini mengopersionalkan jet tempur garis depan dengan usia yang bervariasi. Tertua ialah 10 unit F-16 seri A/B yang diopersionalkan sejak tahun 1989 dan Hibah 24 unit F-16 seri C/D yang telah digunakan sejak akhir 80 an dan perang teluk awal 90an.

Berarti usia jet tempur sejuta umat ini akan berusia sekitar 35 tahunan di tahun 2025 dan mencapai 40 tahun di tahun 2030. Tentunya akan sangat berisiko menerbangkan F16 seri A/B/C/D  di usia tersebut. 

Walaupun F-16 A/B telah di upgrade dalam program Falcon Star eMLU yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan struktur pesawat, peningkatan usia pakai hingga 8.000 equivalent flight hours, sampai dengan peningkatan avionic, dan armament system. 

Secara khusus upgrade ini menyasar peningkatan kemampuan radar, sehingga pesawat dapat mengunci dan menembak 4 target udara secara simultan, selain itu, peningkatan kemampuan Beyond Visual Range dan Within Visual Range dengan Advanced Weapon juga telah menjadikan combat effectiveness meningkat signifikan. 

Kemudian ada Hawk 109/209 yang unit pertama didatangkan sejak 1994, berarti usia jet tempur telah menyentuh 28 tahun. Jika jet tempur ini dipertahankan hingga 2030 (bila belum ada penggantian) akan berusia 36 tahun. Tentunya akan sangat berisiko dan sudah tidak menjadi daya getar bagi musuh.

Lalu ada keluarga Sukhoi Su-27 yakni varian Su-27 dan Su-30. Pada 2003, Indonesia membeli seri Su-27 dan Su-30, masing-masing sebanyak dua unit. Lalu, pembelian kembali dilakukan untuk seri yang sama pada 2008, yakni tiga unit untuk setiap seri. Terakhir, Indonesia membeli enam pesawat Sukhoi Su-30 pada 2012.

Keluarga varian heavy fighter Su-27 dari yang tertua berumur 19 tahun, lalu 14 tahun dan termuda 10 tahun. Untuk keluarga varian Sukhoi Su-27 masih bisa mengawal langit Indonesia hingga 2030 -- 2035.

Bila melihat dari pengalaman yang sudah ada, F-5 Tiger, jet tempur dengan julukan macan ini purna tugas di usia 35 tahun. A4 Skyhawk dipensiunkan setelah beropersi selama 24 tahun, tapi saat itu pembeliannya merupakan jet tempur bekas dari Israel. Bisa jadi usia pakai A4 Skyhawk sudah melewati 35 tahun.

Tentunya bila melihat usia pakai jet tempur garis depan Indonesia, memang pengadaan ratusan jet tempur heavy fighter dan omnirole terlihat urgen.

Sejumlah 16 unit F-5 Tiger II yang telah dipensiunkan saja belum ada gantinya untuk mengisi skuadron 14 Lanud Iswayudi Madiun. Saat ini baru dipinjamkan 3 unit varian Sukhoi Su-27 dan Su-30 dari lanud Makassar.

Ditambah 34 unit F-16 A/B/C/D plus 32 unit keluarga Hawk jika ditotal sekitar 82 unit jet tempur. Bila 82 unit jet tempur tersebut menjadi pengurang dari pengadaan 126 jet tempur maka akan surplus 44 jet tempur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun