Elang besi ini merupakan jet tempur legendaris yang memiliki rekor 100 kemenangan di udara. Bahkan F15 Eagle mendapatkan julukan truk perang terbang karena kemampuannya memuat senjata. F15 merupakan jet tempur heavy fighter sekelas dengan Sukhoi Su-30.
F-15 Advanced Eagle memiliki radius tempur 900 nm untuk misi udara-udara atau 1.000 nm (mil laut) Â untuk misi udara-darat. Jadi pesawat ini amat cocok dimiliki Indonesia karena secara geografis negara kita luas.
Apalagi jet tempur ini memiliki kecepatan 2.5 mach, konon kabarnya bisa menembus 3 mach. Sangat layak F15 sebagai interceptor (buru sergap) karena kecepatannya.
Tidak hanya Rafale dan F15 ID, Indonesia pun telah menjalin kesepakatan dengan Korea dalam pembuatan jet tempur twin engine generasi 4.5 yang tahun ini akan melaksanakan uji terbang KFX/IFX/KF21 Boramae.
Kedua negara menargetkan produksi 168 unit pesawat KFX/IFX dengan pembagian yang disesuaikan dengan kontribusi masing-masing yakni 120 unit untuk Korea Selatan dan 48 unit untuk Indonesia.
Bila dicermati dan dihitung-hitung jumlah jet tempur yang akan mengabdi di Skuadron Wing Tempur TNI AU akan berjumlah 126 jet tempur baru. Itu dihitung dari 42 unit Rafale ditambah 36 unit F15 ID dan ditambah 48 unit KF21 Boramae.
Terus! Apa urgensinya Indonesia melakukan pengadaan besar-besar kekuatan udara? Jet tempur yang dibeli juga bukan jet tempur ringan (light fighter) tapi penempur kelas berat atau heavy fighter semacam Rafale dan F15 EX.
Bila melihat rencana pengadaan pesawat tempur Indonesia sekitar 126 jet tempur, terlihat sangat urgen sekali. Bisa jadi jika melihat jumlah, saat ini ada ancaman keamanan dibeberapa titik dimana negara harus bertindak cepat.
Namun, 126 jet tempur tidak akan cepat datang karena proses pembuatan jet tempur dari kontrak sampai dengan pengiriman pertama bisa membutuhkan waktu paling cepat 3 tahun. Jadi untuk pengadaan Rafale ini, unit pertama kemungkinan akan sampai di Indonesia tahun 2025.
Jet tempur merupakan Alutsista yang memiliki daya getar bagi peningkatan kapabilitas pertahanan. Tapi, ada hal urgen lain sebagai alasan pengadaan ratusan jet tempur yakni peremajaan jet tempur TNI AU yang sudah mulai menua, bahkan ada yang menjelang pensiun.