Tambah, dr.Hasto, BKKBN mengemban amanah dari Perpres sebagai pihak pelaksana yang menterjemahkan amanah ini dengan menyusun Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting atau RAN PASTI.
Lanjutnya, pilar-pilar rencana aksi itu dimulai dengan membangun komitmen, KIE yang baik, ada konvergensi tingkat real dasar, lalu data. Â Oleh karena itu mulai dari berhitung data dahulu.
Ada 5 juta yang melahirkan dan hamil setiap tahun, 2,5 tahun kedepan akan ada potensi lahir 12,5 juta kelahiran. Potensi tersebut harus dikondisikan agar tidak ada new stunting. Dari 2 juta yang nikah yang akan  hamil dan melahirkan diprediksi ada 1,6 juta yang jadi stunting 430.000 bayi.
Salah satu program BKKN mengajak Kementerian Agama dan berkoordinasi dengan Kementerian yang lain umtuk mengidentifikasi pasangan yang akan menikah dengan tes kesehatan.
"Jadi, tiga bulan sebelum nikah harus diperiksa (kesehatan). Jangan cuma dikonseling aja. Periksa lingkar lengan atasnya berapa, tinggi badan, berat badan, indeks masa tubuhnya, Hb (hemoglobin)," pungkas dr. Hasto.
--
Guru Besar FKUI Memandang Stunting
Guru Besar FKUI Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif menjelaskan stunting itu perawakan pendek akibat malnutrisi kronik. Stunting disebabkan oleh dua hal yaitu asupan gizi yang kurang dan kebutuhan gizi yang meningkat.
Permasalahan stunting ini merupakan sesuatu yang serius bukan sekedar anak tumbuh tidak setinggi rata-rata anak lainnya. Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, ada efek jangka panjang berupa keterbelakangan mental hingga rendahnya kemampuan belajar.
Selain itu juga apat mempengaruhi pembakaran lemak yang kemudian meningkatkan risiko penyakit kronik saat dewasa seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan lainnya. #AwasObesitasÂ