Lihat saja bagaimana mereka (kurir) meminta tanda tangan kita sambil memberikan paket kiriman dengan tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Pernahkah kita mendengarnya langsung rasa bahagia dari mereka ? mungkin saja kita merasakannya tapi tidak mendengar langsung dari mulut mereka. Saya pun ingin tau apa yang mereka rasakan.Â
Apakah rasa itu sama dengan yang saya rasakan dulu saaat saya masih aktif sebagai seller online yang sering kali menggunakan jasa pengiriman JNE cabang Arteri Pondok-Indah ?
Untuk itu pun saya mencari tau di channel youtube JNE di sini ( 1 ) (2). Dari dua video tersebut saya melihat dan merasakan rasa itu dari ucapan mereka.Â
Ada 4 kurir JNE yang diwawancarai oleh JNE tentang bagaimana perasaan dan pengalaman mereka hidup di jalan sebagai seorang kurir, serta bagaimana mereka menghadapi situasi dimasa pandemi Covid-19.
Sosok pertama yang saya tonton dari video yang berjudul "JNE 28 tahun Mengantarkan Kebahagian" ialah seorang kurir bernama Anggi Mark Jecksen. Dirinya telah menjalani karir sebagai seorang Kurir JNE sejak januari 2015. Sudah sekitar 5 tahun diri nya mengantarkan dan berbagi kebahagiaan kepada customer.
Dalam menjalani pekerjaannya, Anggi dalam satu hari dapat menempuh jarak 100 kilometer untuk mengantarkan kiriman paket/barang/surat ke 35 alamat di seluruh penjuru Kulon Progo, Yogyakarta.
Ketika mengantarkan paket ke customer, acap kali Anggi diminta beristirahat untuk menghilangkan dahaga. Customer rela membuatkan minum untuk dirinya. Sambil menghilangkan dahaga, dia pun berbincang dengan customer penerima paket. Dari pernyataannya ia terlihat bahagia atas perlakuan customer penerima paket yang mau berbagi.
Baginya jalan jauh dan rusak bukan halangan, dalam hati nya akan merasa lega bila barang sudah diterima customer penerima barang / paket. Menurutnya menjadi seorang kurir harus bisa menjaga semuanya, menjaga barang bawaan, menjaga sopan santun, menjaga nama baik perusahaan karena itu merupakan amanah.