Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Agar Tidak Gila Menjalani Ujian Berat

10 Oktober 2020   17:46 Diperbarui: 24 Oktober 2020   19:04 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Kesehatan Mental perlu dijaga disaat mengalami ujian berat I Sumber Foto: iStock

Kata para orang tua dan ulama bahwa hidup itu tidak akan selalu lurus-lurus saja. Ada masanya di atas dan ada masanya di bawah. Yang dimaksud "ada masanya di bawah" yakni ketika diri kita mengalami masalah atau problema kehidupan.

Orang-orang bijaksana menyebutnya ujian hidup. Kata "ujian" berarti kita di test agar lulus dan dapat menempuh level berikutnya. Semisal ujian masuk kerja, setelah lulus selanjutnya masuk kedunia kerja atau ujian sekolah agar bisa naik kelas.

Tulisan ini yang berjudul "7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Agar Tidak Gila Ketika Menjalani Ujian Berat" didasarkan pada pengalaman daku (saya) ketika menjalani masa-masa sulit dalam perjalanan hidup dari tahun 2011 s/d 2017. Sebetulnya masih berlanjut ditahun-tahun setelahnya, tetapi sudah sangat berkurang tekanannya.

Pada tahun 2011 dimulai dengan mulai merosotnya income dari toko kelontong (dibangun 2007) di Pondok-Pinang, Jakarta hingga harus disubsidi dari usaha daku yang lain. Pada tahun 2012 toko kelontong itu terpaksa daku tutup karena menggerus kantong kanan ku.

Barang-barang jualan toko kelontong di Pondok-Pinang pada tahun 2012 dipindahkan ke Cikeas, namun akhirnya bernasib sama, merugi dan disubsidi. Pada tahun 2015 toko ini pun ditutup pasca almarhum Bapak sakit parah dan kemudian meninggal dunia.

Pada tahun 2014 usaha daku didunia online mengalami dampak yang sama. Hadirnya kekuatan e-commerce membuat usaha daku tidak mampu perang harga dengan para pemodal besar. Akhirnya usaha online  ini tutup di tahun 2015.

Ambruknya kedua usaha ku ini membuat daku mengalami kesulitan dalam mengembalikan pinjaman ratusan juta yang daku gunakan sebagai modal usaha. Pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana mengembalikan pinjaman, sedangkan orang tua juga sudah menjadi tangung jawab daku.

Pukulan kehidupan daku rasakan juga ketika Almarhum Kakak mulai mengalami sakit tumor otak sejak 2011. Pada tahun 2013 seluruh keluarga sudah tinggal bersama dan menjadi tanggung jawab daku di Cikeas.

Kakak semenjak 2015 sudah mengalami perburukan dari penyakit tumor otak dan kedua orang tua mulai rutin mondar-mandir masuk rumah sakit. Bapak ditahun 2015 - 2016 sudah mulai berkali-kali masuk ruang perawatan Rumah Sakit dan kemudian berpulang kepangkuan ILLAHI dipertengahan tahun 2016.

Pada bulan September 2016, Almarhum Kakak masuk perawatan rumah sakit selama 86 hari dimana sebagian besar dirawat di HCU dan ICU. Pada bulan Desember 2016 akhirnya kakak berpulang.

Biaya perawatan / pengobatan Almarhum Kakak dan Almarhum Bapak sejak 2012 pun daku pinjam dari sanak-keluarga dan kerabat. Ini pun menjadi pemberat bagi kesehatan mental ku, tapi daku dapat bertahan dan tidak menjadi gila karenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun