Meskipun smartphone yang didapatkan ternyata tidak sesuai dengan speksifikasi content creator, dimana daku membutuhkan smarthone level high-end. Kita pun sebagai content creator pemerintah harus sadar diri. Karena yg dibelikan smartphone low-end, akhirnya daku berujung masih menggunakan smartphone pribadi yang berspesifikasi mid-end untuk membuat konten.
Daku terbilang beruntung karena tidak banyak content cretor di rumah sakit lain yang mendapatkan fasilitas smartphone, informasi ini berdasarkan hasil berdiskusi bersama teman-teman rumah sakit pemerintah lainnya di pelatihan sosmed.
Ibarat membuat makanan, konten yang dibuat harus bagus. Jadi, selain niat, diperlukan alat yang mumpuni, target yang jelas, juga fokus untuk sosial. Platform yang ada untuk konten sekarang adalah media sosial, berarti alat yang digunakan harus menssuport konten di sosial media.
Masih beberapa gadget yang dibutuhkan sebagai konten kreator seperti gimbal / stabilizer, kamera khusus video, dll. Sebagai content creator rumah sakit pemerintah harus pandai-pandai kreatif dan mencari solusi dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Bila Anda baru ditugaskan di rumah sakit pemerintah manapun harus siap dengan kondisi ini.
_
3. Memiliki Beberapa Tugas
Content creator rumah sakit pemerintah harus siap menerima beberapa tugas. Saat berbincang-bincang dengan sesama teman humas rumah sakit pemerintah lainnya pun begitu. Bahkan beberapa diantaranya staff humas rumah sakit sebagai staff bagian rumah tangga.
Beberapa tugas yang daku pegang setiap harinya (sebagai content creator) dari menjawab pertanyaan di email Instalasi Humas dan PKRS, Mencari dan membuat draft dan bahan untuk Artikel Kesehatan, membuat konten sosial media, mengelola / merawat sosial media (twitter, facebook, instagram dan youtube), membuat dan mencari berita foto untuk dikirimkan ke Kemenkes RI, Â mengelola konten forum netizen (kompasiana dan kaskus), mengelola galery foto dan artikel website, perencanaan konten, peliputan kunjungan dan kegiatan rumah sakit, membuat laporan informasi publik, kegiatan yoga pasien (seminggu sekali), dan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit lainnya.
Bila kita berkerja sebagi tim humas dan PKRS (tidak hanya content creator) maka kita juga akan terlibat dengan berbagai kegiatan yang diadakan rumah sakit baik itu pertemuan pegawai, ulang tahun rumah sakit, hari-hari kesehatan, press confrence dan kegiatan lainnya.Â
Bila Kita kerja di perusahaan swasta, akan ada staff sendiri-sendiri yang berkerja sebagai perencana konten, pembuat konten artikel (content writer), pembuat konten design grafis untuk sosial media, pengelola sosial media, pengelola website, Video Maker dll. Ya memang akhirnya berujung peningkatan penjualan akan dirasakan oleh perusahaan.
Apa yang daku rasakan bisa jadi dirasakan oleh content creator rumah sakit lainnya. Hal ini bisa dilihat dari minimnya konten yang dihasilkan oleh content creator beberapa rumah sakit baik itu di sosial media, website, konten di Kemenkes RI. Setiap bulannya setiap rumah sakit akan dipublish artikel yang di upload di aplikasi sehatpedia oleh Kemenkes RI.