Pada awalnya daku mendapatkan cerita bahwa untuk mendapatkan ACC konten yang dibuat memerlukan persetujuan dari berbagai pejabat di RSKO Jakarta. Dari kepala unit, kepala subbag TU dan kepegawaian, Kabag Umum & Kabag Medik, Direktur Administrasi Umum dan Keuangan, Direktur Utama dan terakhir Komite Etik dan Profesi.
Birokrasi panjang untuk konten bisa 2 s/d 3 minggu di ACC oleh semua pejabat.Â
Pada sebuah moment terpisah daku pun berbicara / lobby dengan Direktur Utama RSKO Jakarta dan Direktur Administrasi Umum dan Keuangan bahwa bila konten perlu persetujuan melalui berbagai pejabat akan sangat tidak efektif.Â
Daku pun memberikan penjelasan bahwa sebuah berita / konten menyangkut trending tertentu tidak bisa ditunda melewati hari yang sama. Ini akan menyebabkan terhambatnya pengiriman berita yankes, konten tersebut akan basi dan tidak dimakan informasinya oleh masyarakat.
Dirut dan Dirum saat itu memberikan arahan untuk sosmed diserahkan kepada daku untuk mengelolanya. Apabila ada konten yang sensitif dipersilahkan untuk menghubungi beliau untuk persetujuannya via Whats Apps. Pendapat Kepala Instalasi Humas dan PKRS pun sama.
Untuk membongkar budaya birokrasi yang panjang di institusi / rumah sakit pemerintah penting bagi sebagai content creator melakukan komunikasi dengan pemberian penjelasan yang masuk akal agar dapat diterima oleh pimpinan.
_
2. Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Pada awal berdirinya unit humas RSKO Jakarta (februari 2019), kami tidak memiliki ruangan sendiri masih bergabung dengan ruangan komite etik dan profesi. Setelah menjadi Instalasi Humas dan PKRS (triwulan ke 4 2019), kami pun mendapatkan ruangan sendiri itu butuh waktu lebih dari setwngah tahun.
Keterbatasan sarana dan prasarana akan ditemui oleh content creator yang pertama kali bertugas. Sekitar 6 bulan, daku harus menggunakan alat kerja milik pribadi baik laptop maupun smartphone. Sepertinya di Instutusi Pemerintah untuk mendapatkan alat kerja sebagai content creator harus membuktikan diri kinerja kita.
Daku pun sekitar pertengahan tahun 2019 baru mendapatkan laptop dan smartphone. Pada saat itu, daku memberanikan diri menyampaikan ke Dirum tentang kendala yang daku hadapi.Â