Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

3 Alasan Kenapa Pesawat Serang Ringan Perlu Diproduksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI)

15 April 2020   22:04 Diperbarui: 15 April 2020   22:51 2595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Pesawat serang ringan Super Tucano I Sumber Foto : militermiliter.com

Kesiapan teknologi industri Pertahanan Indonesia terlihat sudah sangat siap. Kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan PT Nusanatara Turbin & Propulsi sudah dapat menghasilkan produk yang dipercaya konsumen. Bagaimana PTDI sudah mampu membuat pesawat turboprof seperti CN 235 Maritime Patrol (MPA), CN-235 Gunship, NC 212 dan beberapa helikopter versi militer dengan lisensi.

Deskripsi : CN-235 Maritime Patrol I Sumber Foto : TNI AU
Deskripsi : CN-235 Maritime Patrol I Sumber Foto : TNI AU
Pembuatan pesawat serang ringan bermesin turboprop ini merupakan wujud kemandirian pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan yang paling potensial bisa dipenuhi. Seperti halnya drone tempur 'Elang Hitam' yang telah masuk tahap prototype yang menggunakan mesin baling-baling, pesawat tempur ringan sepertinya dapat dibuat oleh Indonesia. 

Ditambah pengalaman PT Nusanatara Turbin & Propulsi sebagai pusat unggulan di dalam bidang rekayasa, perawatan, perbaikan dan overhaul sistem turbin gas dan rotating equipment terkemuka di Asia Tenggara, serta telah mengantongi beragam manufacture license, baik dari Rolls Royce maupun General Electric, mustahil rasanya pesawat ground attack bermesin turboprop tidak dapat dikembangkan 100% di Indonesia. 

Bila menilik dari alutsista yang laku dijual oleh Indonesia ke negara lain lebih pada alutsista milter kelas ringan-menengah belum masuk ranah kelas berat seperti jet tempur generasi 4.5, Main Battle Tank, Rudal Jelajah, Sistem Pertahanan Udara dengan rudal, kapal perang distroyer, kapal induk, dll. 

Indonesia tidak seperti Iran, Suriah, Israel, Korea Utara yang memiliki ancaman diserang negara lain. Negara kita memiliki ancaman yang memang membutuhkan pesawat tempur ringan untuk operasi perbatasan, mengatasi penyelundupan, terorisme dan separatis / anti gerilya.

--

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun