OV-10 Bronco dengan julukan si kampret oleh TNI AU merupakan pesawat serang ringan yang legendaris. OV-10 Bronco adalah sebuah pesawat serang ringan berbaling-baling bermesin turboprop ganda sayap tinggi (high wing) buatan North American Rockwell sebagai pesawat serang ringan dan pesawat angkut ringan.Â
Pesawat bermesin turboprop ini dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai pesawat khusus untuk pertempuran COIN (COunter-INsurgency) atau anti-gerilya. OV-10 Bronco mampu terbang pada kecepatan sekitar 560 km/jam, memuat bahan peledak eksternal seberat 3 ton, dan mampu terbang tanpa henti selama 3 jam atau lebih.Â
Pesawat serang ringan ini begitu diminati oleh negara berkembang karena kemampuannya dalam mengemban berbagai misi, memuat berbagai macam senjata dan kargo, area pandang pilot yang luas, kemampuan terbang dan mendarat di landasan yang pendek, biaya operasi yang murah dan kemudahan dalam perawatan. Dalam banyak kejadian, pesawat ini mampu terbang baik hanya dengan menggunakan satu mesin.Â
Saat ini pengganti peran Si Kampret dimana TNI AU memilih pesawat Super Tucano buatan Embraer Brazil. Pesawat ini telah dioperasikan oleh beberapa negara di Amerika Latin, a.l. Brasil, Colombia, Guatemala dan Republik Dominika. Selain negara-negara tersebut, sebuah pesawat ini juga digunakan oleh perusahaan militer swasta dari Amerika Serikat, Blackwater.
Bila menilik pengganti OV-Branco pesawat sebanding dalam peran, konfigurasi, dan era yakni Convair Model 48 Charger, FMA IA 58 Pucar, OV-1 Mohawk, Soko J-20 Kraguj, Embraer EMB 314 Super Tucano dan Mwari (Bronco II). Tapi sepertinya baru Super Tocano yang berjaya merebut pasar pesawat serang ringan kelas OV-10 Bronco.Â
Dikutip dari situs MaxDefense Philippines, Filipina akan mengadakan keenam Super Tucano buatan Brasil menggantikan OV-10 Bronco. Hal ini sekaligus menjadikan PAF sebagai negara ke-16 yang mengoperasikan Super Tucano dan negara ke-2 di kawasan ASEAN setelah Indonesia.
..
2. Ancaman Negara-Negara ASEAN, Afrika dan Berkembang Lebih Membutuhkan Pesawat Serang Ringan
Pada pertemuan Bali Concord II di Denpasar tahun 2003, kajian terhadap ancaman yang harus dihadapi negara-negara ASEAN di tahun 2020 mengemukakan bahwa ancaman keamanan yang akan dihadapi oleh ASEAN di tahun 2020 diantaranya; 1) The revival of religious extremism; 2) Ethno--religious conflicts and separatism; 3) Regional terrorism; dan 4) Problem trans-nasional.